Serba Pertama di Ranah Novel

By: Ihsan Maulana

Banyak novel bermunculan di segenap pelosok dunia selama berabad-abad. Novel bukan barang asing saat ini. Keberadaannya pun merupakan bagian dari peradaban manusia itu sendiri. Tapi tak ada salahnya dong kalau kita mencoba menyegarkan ingatan, novel-novel apa saja sih yang dianggap sebagai Yang Pertama?

Novel pertama ditulis oleh Lady Murasaki Shikibu pada tahun 999 di Jepang. Saat itu masa kekaisaran Heian. Novel Murasaki ini bertutur tentang kisah cinta Kekaisaran Genji. Novel terkenal selanjutnya datang dari Cina berjudul Xiyouji (ziarah ke barat) karangan Wu Cheng En. Kisah ini segera menjadi legenda yang melekat di benak rakyat Cina. Sedangkan di Indonesia novel sudah ada sejak zaman sebelum Islam masuk. Novel yang bisa ditelusuri pada zaman tersebut adalah Ramayana dan Mahabarata versi Nusantara.

Novel milik Lady Murasaki adalah novel bergenre drama cinta pertama yang ada di dunia. Sedangkan novel petualangan pertama dipelopori oleh Xiyouji karya Wu Cheng En. Novel detektif pertama disandang oleh The Moonstore (1868), karangan novelis Inggris Wilkie Collins. Novel ini sukses memopulerkan tokoh jagoan detektif pertama di dunia yang menyukai mawar, Sersan Coff (tokoh ini kemudian banyak diadopsi oleh novel-novel detektif bahkan hingga saat ini).

Novel fiksi ilmiah pertama disandang oleh Journey to the Center of the Earth (1864) karya Jules Verne. Novel ini berisi cerita imajinatif perjalanan ke perut bumi dengan setting geologi yang meyakinkan. Jules Verne memasukkan pula hasil-hasil penelitian tentang gua-gua. Dia juga menjadi novelis fiksi ilmiah yang melangkahi zamannya, dengan masterpieces semacam From the Earth to the Moon (1865) yang bercerita tentang perjalanan manusia ke bulan.

Novel sejarah pertama ialah Waverley (1814), karangan novelis Skotlandia, Sir Walter Scott. Novel ini dan banyak sekuelnya berkisah seputar kejadian-kejadian bersejarah di Skotlandia, Inggris, dan daerah-daerah lainnya di dunia.

Novel fantasi pertama yaitu Alice’s Adventures in Wonderland (1865) dan Through the Looking-Glass and What Alice Found There (1871) karya pengarang Inggris Lewis Carroll. Kedua buku ini bercerita tentang anak perempuan yang masuk ke dalam sebuah dunia yang aneh, bertemu dengan kelinci yang bisa berbicara, dan mengalami kejadian-kejadian yang seperti mimpi.

Untuk novel bergenre horor, sulit ditentukan mana yang pertama. Ada yang menyebutkan Frankenstein (1818 ) karya Mary Wollstonecraft Shelley, sebuah novel Gotik tentang penciptaan monster dari potongan-potongan mayat manusia.

Namun, ada pula yang menyebut Dracula (1897) karangan Bram Stoker sebagai novel horor sejati yang pertama. Novel ini memadukan cerita rakyat tentang sosok pangeran yang mengerikan berumur ratusan tahun dengan kisah psikopat. Count Vlad Dracul dari Rumania memang telah menginspirasi ribuan kisah sejenis tentang pangeran kegelapan.

Sementara itu, novel Western pertama adalah The Virginian (1902), karangan Owen Wister. Para penulis cerita picisan telah menghasilkan banyak cerita tentang para penjahat selama tahun 1880 sampai 1890-an, tapi Wister adalah pengarang pertama yang mengangkat koboi sebagai jagoan literer. Sang tokoh menjalani hidup yang keras, kehilangan kekasihnya, dan menghadapi duel senjata. Novel ini menjadi best seller dan kemudian dibuatkan drama, film, dan serial televisinya.

Kisah novel-novel pertama itu mungkin sudah banyak disadur ke media-media bentuk lain. Namun sudahkah Anda membaca novel-novel pertama itu dalam bentuk aslinya (novel)?

BAGIKAN HALAMAN INI DI

7 thoughts on “Serba Pertama di Ranah Novel”

  1. info yang berguna. sya sebenarnya cari data mengenai novel-novel klasik, tapi nyasar ke artikel ini. Tapi tak papa juga, setidaknya nambah wawasan saya.

    Salam kenal.

    Reply
  2. kalo bisa diposting juga dong daftar2 novel klasik yang terkenal kayak punyanya william shake spear , kayak di bikin list gitu. thx

    Reply

Leave a Reply to Iksan Cancel reply

CommentLuv badge

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Don't do that, please!