Suatu siang pada Juni 2021, seseorang dari Beijing menghubungi Warung Fiksi dan mengajak bertemu di Jakarta. Bapak itu ingin membuat platform menulis seperti Innovel atau Novelme. Ia membutuhkan ratusan naskah novel berbahasa Indonesia dengan hak penerbitan non-eksklusif, dan mau Warung Fiksi menjadi agen naskahnya.
Sayang, setelah beberapa kali pertemuan daring, kami tidak kunjung menemukan titik sepakat. Kerja sama itu pun gagal terwujud. Namun dari sana, minimal kami jadi tahu, tren pengguna platform penulisan ternyata terus menanjak.
Apa dan Mengapa Harus Platform Menulis
Belasan tahun terakhir ini, dunia penerbitan terdisrupsi oleh munculnya platform-platform menulis daring. Nama-nama seperti Wattpad, NovelToon, Joylada, dan semacamnya makin akrab di telinga. Platform-platform menulis ini hadir sebagai angin segar di tengah dominasi penerbit konvensional.
Bagi yang belum tahu, platform menulis adalah layanan penerbitan digital, entah dalam bentuk situs web maupun aplikasi ponsel, yang memungkinkan penulis mengunggah dan menerbitkan tulisan mereka secara daring.
Sementara untuk pembaca, platform menulis menawarkan berbagai konten, seperti novel, cerita pendek (cerpen), puisi, komik, buku nonfiksi, artikel, esai, resensi, dan sebagainya.
Menulis adalah cara seseorang mengekspresikan diri dan berbagi ide dengan dunia. Sayangnya, tidak semua penulis memperoleh kesempatan menerbitkan karyanya melalui penerbit konvensional. Sementara untuk menerbitkannya sendiri (self-publish) terlalu merepotkan dan mahal.
Di sinilah fungsi platform menulis.
Selain menyajikan karya penulis dengan cepat di depan publik, platform menulis juga memungkinkan penulis untuk berinteraksi langsung dengan pembacanya.
Sebagaimana media sosial (medsos), pembaca yang sudah mendaftar di platform itu dapat mengomentari suatu karya, bertanya, berdiskusi, memberikan like, atau sekadar mengikuti penulis favoritnya.
Interaksi semacam ini sangat penting, karena memungkinkan penulis mengetahui apa yang disukai dan tidak disukai oleh para pembacanya.
Untuk bisa menulis di platform, penulis tidak dipungut biaya. Malah sebaliknya, penulis dapat memonetasi karyanya. Misalnya, melalui penjualan per bab. Sebagaimana dalam penerbitan konvensional, uang dari pembaca akan dibagi antara penulis dan pihak platform penulisan. Sistemnya bisa royalti maupun beli putus.
Keuntungan Menulis di Platform Menulis
Terdapat banyak kelebihan menggunakan platform menulis, khususnya dari sisi penulis. Berikut ini beberapa di antaranya:
-
- Cara cepat membangun reputasi sebagai penulis. Tidak perlu menunggu lama atau punya nama untuk memiliki karya yang diterbitkan. Anda pun bisa menulis konten tanpa perlu terlalu memikirkan kesalahan tata bahasa, ejaan, atau teori penulisan. Hal-hal semacam itu tetap wajib kita kuasai sebagai penulis. Namun, di platform, keterampilan-keterampilan tersebut dapat dipelajari dan diperbaiki sambil jalan.
- Dapat menulis topik apa pun. Tentu saja selama Anda memiliki pengetahuan dan pengalaman yang relevan. Platform menyediakan berbagai karya untuk memantik ide penulisan. Ada beraneka genre yang bisa Anda baca di sana.
- Bisa berinteraksi dengan penulis lain dan pembaca. Dengan penulis lain, Anda bisa saling mengapresiasi atau memberi masukan. Sedangkan dengan pembaca, Anda berpotensi memperoleh umpan balik atas karya kita. Bahkan ketika tidak ada interaksi, itu bisa menjadi bahan introspeksi, “Jangan-jangan, tulisan yang selama ini kubangga-banggakan memang tidak menarik!”
- Efektif dalam membangun dan mempertahankan pembaca. Anda penulis baru yang belum punya nama? Atau penulis lama yang sudah lama tidak menerbitkan karya, tetapi masih ingin berkarier menjadi penulis? Tulislah karya di platform! Inilah langkah praktis untuk mengingatkan publik akan nama Anda.
- Sarana promosi. Ingin mempromosikan diri (personal branding) atau jualan buku di luar platform? Tulis saja secara softselling di profil maupun konten Anda. Pemilik platform tentu kurang senang bila Anda mengarahkan pembaca keluar dari platformnya. Namun, jika cerdik, Anda bisa memuaskan komunitas platform sambil tetap mempromosikan karya yang dipasarkan di luar sana. Hanya, lakukan ini sesekali saja.
- Platform berkepentingan meningkatkan kualitas penulisan anggotanya. Maka seringnya, ada acara menarik di dalam platform atau yang diselenggarakan oleh platform. Misalnya, lomba menulis, seminar penulisan, pelatihan, dan lain sebagainya.
- Karya Anda berpotensi naik kelas. Karena platform penulisan biasanya bekerja sama dengan penerbit atau rumah produksi (PH), naskah Anda selalu berpeluang dilirik untuk diterbitkan dalam bentuk buku fisik atau e-book, menjadi film, komik, atau animasi. Bahkan seandainya platform tersebut tidak menjalin kerja sama dengan siapapun, pasti ada pihak yang diam-diam berburu naskah di platform itu. Apalagi jika tulisan Anda bagus sekali atau “telah dibaca 1 juta kali”.
Kerugian Menulis di Platform Menulis
Walaupun ada banyak keuntungan menggunakan platform menulis, waspadai juga beberapa kerugian ini bagi penulis:
-
- Sulit menemukan platform yang ideal. Barangkali Anda perlu menjajal beberapa platform menulis dahulu sebelum menemukan platform yang tepat. Itu pun, ketika ada perubahan kebijakan atau algoritma, bisa jadi Anda merasa tidak cocok lagi dengan platform tersebut.
- Karya ditampilkan secara apa adanya. Tidak ada yang mengedit secara profesional. Beberapa platform memang memiliki tim kurator, tetapi umumnya keputusan mereka antara meloloskan (jika sesuai aturan) atau tidak meloloskan (jika ada aturan yang dilanggar). Bila diputuskan terbit, jangan terlalu berharap ada proses penyuntingan yang tuntas. Kecuali untuk penulis-penulis yang sudah mencapai level tertentu.
- Tidak gampang membuat karya kita dibaca. Karena dalam platform banyak penulis yang juga berjuang menarik perhatian, sebagus apapun karya kita, belum tentu banyak pembacanya. Sebagaimana di medsos, status yang bagus dan menginspirasi belum tentu menjaring banyak likes. Di sisi lain, status asal-asalan terkadang justru mendapat puluhan likes, komentar, banyak dibaca dan dibagikan.
- Relatif sulit meraup royalti yang layak. Ketika pembaca tidak banyak, makin sedikit pula yang bersedia membayar (unlock) bab-bab berbayar Anda. Pihak platform sendiri tidak mau terlalu mempromosikan karya-karya yang kurang laku. Penulislah yang harus aktif mempromosikan karyanya dari platform luar, seperti medsos.
- Isi mudah dicuri. Sebagian besar platform memang mempersulit pengguna untuk melakukan tindakan salin-tempel (copy-paste) atau tangkap layar (screenshot). Namun ingat, naskah Anda selalu terbuka (dan gratis) untuk dibaca serta diingat oleh kreator lain. Secara normal, membajak ide dari platform menulis lebih mudah dibanding mencuri ide dari buku fisik.
- Kesannya kurang bergengsi. Sebab, karya Anda terbit tanpa melalui seleksi ketat oleh pihak penerbit, tidak memiliki bentuk fisik, tidak ada ISBN, jarang direviu (di GoodReads, blog, YouTube), tidak didistribusikan melalui jaringan toko buku besar, takkan bisa ditemui di perpustakaan-perpustakaan lokal, dan sebagainya.
Beberapa Platform Menulis Buatan Indonesia
Berikut ini Warung Fiksi sarikan beberapa platform menulis asli Indonesia yang bisa Anda jajal. Setahu kami, platform-platform menulis ini memenuhi kriteria:
-
- Platform menulis yang bisa menghasilkan uang
- Gratis bila kita ingin menulis
- Tidak ada batasan jumlah kata
- Umumnya, gratis bila ingin membaca
- Kontennya terkurasi dengan baik
- Minim konten dewasa
Namun, perlu digarisbawahi bahwa Warung Fiksi tidak secara resmi merekomendasikan platform-platform ini. Anda tetap harus mencoba dan menilainya sendiri.
1. Storial
-
- Pendiri: Steve Wirawan, Aulia Halimatussadiah, dan Brilliant Yotenega
- Pengelola: Storial.co
- Beroperasi sejak 24 Februari 2016 (berdasarkan data Google Play Store)
- Produk Utama: Novel, cerpen, fiksi mini, puisi, esai, buku nonfiksi, travel, reviu, dan sebagainya. Ada juga audiostory (podcast).
- Mitra: –
2. Kwikku
-
- Pendiri: Hamdi Musaad
- Pengelola: Kwikku Media Nusantara
- Beroperasi sejak 13 Juni 2016 (berdasarkan data Google Play Store)
- Produk utama: Novel, webtoon, skrip film, cerpen, fiksi mini, kover buku, dan artikel
- Mitra: PH Falcon Productions, King Productions, Penerbit Republika, GagasMedia, Bentang Pustaka, Mizan, Noura, Falcon Productions, King Productions, dll.
3. GWP – Gramedia Writing Project
-
- Pendiri: Rekata Studio
- Pengelola: PT Rekata Sembilan Belas
- Beroperasi sejak Februari 2018 (perkiraan)
- Produk Utama: Buku fiksi dan nonfiksi
- Mitra: Gramedia Pustaka Utama (GPU), Elex Media Komputindo, Kepustakaan Populer Gramedia (KPG), Grasindo, M&C, Bhuana Ilmu Populer (BIP), dan Gramedia Digital
4. KBM – Kelas Bisa Menulis
-
- Pendiri: Isa Alamsyah
- Pengelola: PT Sembilan Sembilan Media
- Beroperasi sejak 22 April 2019 (berdasarkan data Google Play Store)
- Produk utama: Novel, skenario, kumpulan cerita pendek, fiksi mini, esai puisi, buku nonfiksi, resensi, travel, agama, dan sebagainya.
- Mitra: –
Sebenarnya, masih banyak platform menulis digital lainnya. Kami sarankan untuk mencari tahu sendiri melalui mesin penelusuran atau app stores.
Kesimpulan
Di mata pembaca, platform menulis adalah alternatif untuk mencari bacaan (terutama novel) dengan harga murah, atau bahkan gratis. Sementara di mata penulis, platform menulis adalah sarana alternatif untuk menerbitkan karya-karyanya secara cepat dan mudah.
Kehadiran platform menulis digital bukan untuk melawan dominasi penerbit konvensional, apalagi penerbit mayor. Sebab, dalam praktiknya, mereka juga bekerja sama dengan penerbit-penerbit itu. Entah platform sebagai agen naskah maupun distributor buku-buku penerbit konvensional itu dalam versi digitalnya.
Mau menjajal peruntungan di platform penulisan? Sebagai langkah awal, coba kunjungi Storial, Kwikku, GWP, atau KBM. Semua itu platform menulis yang dibayar.
Setelah menemukan platform menulis terbaik bagi Anda, mulailah mendaftar dan mempelajari aturan mainnya. Lalu, unggah karya. Dan yang tak kalah penting, cobalah untuk rutin membaca dan berinteraksi dengan penulis-penulis lain dalam platform tersebut.
Selamat berkarya!