6 Assets to be a Productive Writer

Don't you want to be a prolific writer?We are amazed by prolific authors who produce great stories. The question is, how come? We know, often quantity is inversely proportional to quality. So, what is their secret? Burned by curiosity, I short-interviewed some prolific writers. In my notes, there are six common assets they have: a good physical-mental condition, a conducive atmosphere of writing, a discipline attitude, an outline of work, the antidote to writer’s block, and warm relations with the media, the publisher or the production house. So, don’t have all the six? Get them.

* * *

Beberapa teman bertanya, “Kenapa kamu nggak pernah mengeluarkan empat atau lima buku per tahun? Satu buku digarap dua bulan kan cukup.”

Hahaha, dua bulan menulis untuk satu buku sih memang cukup. Tapi yang namanya penulisan untuk publik tidak pernah sesederhana coret-coret di buku harian, blog atau status Facebook. Proses penerbit mempertimbangkan kelayakan naskah, berdiskusi untuk revisi, pencetakan sampai distribusinya tentu memakan waktu lebih lama. Untuk Rahasia Sunyi saja proses itu hampir setahun. Pasalnya, di pihak penerbit sendiri sudah panjang antrian naskah dari penulis-penulis lain. Jadi, menerbitkan satu buku lewat penerbit konvensional dalam satu tahun rasanya tidak buruk-buruk amat.

Saya tidak sedang membela diri. Karena, jika ditilik dari sudut pandang lain, sebenarnya saya tergolong produktif. Saya adalah seorang copywriter, menghasilkan tulisan-tulisan dalam bentuk nonbuku. Saya juga seorang blogger, ada setidaknya delapan blog serius yang saya isi rutin dengan tulisan-tulisan tiap minggunya. Saya juga ghostwriter yang menuliskan buku-buku di bawah nama klien, dimana saya tidak berhak mengklaim buku-buku itu sebagai karya saya.

Cukup produktif, bukan? Terus terang, saya tak ingin menjadi penulis yang lebih produktif dari kondisi saya sekarang. Sebab, bisa-bisa kualitas yang harus dikorbankan. Anda tahu, kualitas dan kuantitas sering berbanding terbalik.

Permasalahan utama setiap penulis saya kira adalah otaknya yang senantiasa bekerja lebih cepat dari tangan, bahkan mulutnya. Seandainya saja ada software atau hardware yang bisa memindahkan isi otak langsung ke program Word, apalagi kalau hasilnya rapi, wah, pasti semua penulis menjadi superproduktif, hahaha. Namun selama software atau hardware itu belum ditemukan, Anda perlu menyiapkan enam modal ini untuk menjadi penulis produktif:

  1. Kondisi fisik dan mental yang prima. Jangan harap bisa produktif kalau Anda menulis di saat lelah, lapar, atau bersedih lantaran baru ditinggal mati kucing persia kesayangan. Inilah kenapa penulis perlu rajin berolahraga dan punya selera humor, sekalipun dia penulis thriller :p
  2. Suasana yang kondusif. Kecuali bila Anda mampu berkonsentrasi di tempat sebising pabrik, sebaiknya carilah tempat yang sunyi. Kalau bisa, dengan aroma ruangan yang sesuai selera Anda. Tempat yang kondusif membantu datangnya inspirasi.
  3. Disiplin. Tentukan waktu terbaik untuk menulis: mulai jam berapa sampai jam berapa, dan berapa lama. Lalu patuhilah! Juga, tentukan target menyelesaikan satu karya berapa lama, dan, lagi-lagi, patuhilah!
  4. Outline. Biasakan membuat kerangka sebelum menulis. Kerangka akan menghemat banyak waktu Anda.
  5. Penangkal writer’s block. Kenali penyebab penyakit penulis itu, kemudian sembuhkanlah.
  6. Hubungan baik dengan media, PH atau penerbit. Hal yang seolah-olah remeh ini sebenarnya berpeluang memuluskan usaha Anda menelurkan karya secara publik dengan lebih cepat.

Tentu faktor bakat juga penting dalam meningkatkan level produktivitas Anda. Tapi, ah, persetan dengan bakat. Yang lebih penting adalah kemauan untuk terus menulis, bangkit kembali setiap kali gagal, dan belajar dari kegagalan. [photo from rachellegardner.com]

BAGIKAN HALAMAN INI DI

2 thoughts on “6 Assets to be a Productive Writer”

Leave a Comment

CommentLuv badge

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Don't do that, please!