What are the differences between thriller genre and mystery genre? Here is the wrap up in 5W + 1H.
- WHAT: Thriller is characterized by fast pacing, frequent action, and resourceful protagonist who must thwart the plans of more-powerful and better-equipped villains. Mystery, as its name, is a story that has mystery to uncover.
- WHO: In thriller, the protagonist usually is someone ordinary with a potential to be extraordinary, and the antagonist holds the power and hazardous mind. In mystery, the protagonist is a genius who has capability to reveal the puzzle, and the antagonist is unseen, untouchable, or supernatural creature.
- WHERE: Wherever.
- WHEN: In thriller, the story goes on before the felony happens. Whereas in mystery, it goes after a big crime happens.
- WHY: The goal of thriller’s protagonist is to prevent the felony of being occur. And in mystery, the protagonist’s goal is to disclose the felony (reveal whodunit, sometimes whydunit too).
- HOW: Thriller unveils the puzzle one by one, because it sells what the consequence, not the mystery itself. And mystery genre, of course, sells the mystery. So it tends to show that slowly.
* * *
Thriller (alias suspense) dan misteri adalah elemen-elemen yang biasa ada dalam sebuah bangunan cerita. Sama seperti elemen komedi, drama, aksi, dll. Dalam film laga pun bisa jadi ada elemen humornya. Tapi kita tetap mengatakan itu film laga, bukan komedi. Karena porsi laga jauh lebih besar dari porsi komedi. Inilah yang lazimnya kita sebut genre.
Misteri dan thriller pun dapat menjadi genre tersendiri bila dalam sebuah cerita kehadirannya dominan. Di lain sisi, karya bergenre thriller tidaklah sama dengan genre misteri. Orang sering rancu. Lihat saja, di rak-rak toko buku atau rental DVD, kedua genre ini kerap saling bertukar, malah kadang dianggap satu genre yang sama.
Memang, penentuan genre tidak pernah saklek dan terang-benderang, sebab ini bukan sesuatu yang eksak. Namun ketika bicara misteri dan thriller sebagai genre, setidaknya ada filosofi yang menarik untuk disimak.
Cerita hantu-hantuan yang marak di Indonesia beberapa tahun lalu, contohnya. Ia bisa dikategorikan thriller, bisa misteri, tergantung filosofi karyanya.
Nah, bagaimanakah filosofi pembeda itu? Berikut ini clue-nya. Saya paparkan dalam konsep jurnalistik 5W + 1H supaya ringkas dan (semoga) jelas.
.
What (gambaran umum)
Thriller: Diartikan secara bebas sebagai “petualangan yang mendebarkan”. Biasanya berupa protagonis yang berpacu dengan waktu, penuh antisipasi, aksi menantang, dan mendapatkan berbagai bantuan yang kebetulan sangat dibutuhkan. Contohnya, novel-novel James Bond, film-film The Saw, Alien, dsb.
Misteri: Cerita yang mengandung misteri untuk diungkap. Yang artinya di sini ada teka-teki plus pemecahan-pemecahan logisnya. Semakin mendekati bagian akhir, semakin terkuaklah identitas sang antagonis (namun sosok ini bisa saja tak terungkap hingga berakhirnya cerita). Contohnya, novel The Murders in the Rue Morgue, film JFK, manga-manga Conan, dll.
.
Who (latar belakang protagonis-antagonis)
Thriller: Protagonis biasanya orang biasa, tapi yang berpotensi menjadi luar biasa. Sementara antagonis adalah orang kuat, memiliki kekuasaan dan rencana yang membahayakan orang banyak.
Misteri: Protagonisnya adalah orang jenius, dalam arti punya kapabilitas untuk memecahkan teka-teki (detektif, polisi, wartawan, cenayang). Sedangkan antagonisnya adalah sosok yang misterius, rumit, sulit dijamah, tak terlihat, atau makhluk supranatural sekalian.
.
When (kapan terjadinya)
Thriller: Cerita bergulir sebelum kejahatan besar terjadi. Menurut Alfred Hitchcock, “Thriller is the state of waiting for something to happen.”
Misteri: Cerita bergulir sesudah kejahatan besar berlangsung.
.
Where (dimana settingnya)
Tidak ada perbedaan antara dimana misteri dan thriller bersetting. Baik tempat-tempat eksotik-ekstrim maupun lokasi-lokasi yang kita temui sehari-hari, sama-sama bisa kita pakai untuk membangun cerita suspense atau misteri.
.
Why (tujuan sang protagonis)
Thriller: Tugas protagonis adalah mencegah kejahatan besar (puncak kejahatan) terjadi. Dari usaha sang tokoh itulah terbangun ketegangan alias thrill, lantaran selalu ada konsekwensi tak mengenakkan (juga menyakitkan bagi audiens) bila protagonis gagal.
Misteri: Tugas protagonis adalah membongkar pelakunya. Ini tentang penguakan whodunit. Tapi biar lebih dramatis, sebuah karya misteri terkadang juga memberi penjelasan whydunit.
.
How (bagaimana cerita dibawakan)
Thriller: Dengan membeberkan misteri satu per satu. Ia loyal membongkari sendiri teka-tekinya. Karena jualan utama thriller bukan pada misteri-misteri itu, melainkan pada apa konsekwensi dari misteri-misteri itu. Audiens tahu bahwa sang protagonis sedang dalam bahaya. Audiens pun memahami konsekwensi bila kejahatan besar gagal dicegah. Audiens memang sengaja dibiarkan tahu ini-itu, supaya tercekam.
Misteri: Genre ini begitu pelit membongkar teka-teki di dalam ceritanya. Sebab, jualan utama di genre misteri ya misteri itu sendiri. Audiens cenderung tidak tahu apa yang akan dihadapi sang tokoh. Maka tidak seperti thriller, laju cerita misteri tidak terlalu bergejolak naik-turun. Aksi-aksi tokohnya pun lebih ke psikis, bukan fisik.
wah thanks sharingnya, bisa dijadikan buat referensi kalau mau bikin cerita gini.
Trims balik, Vin. Wah, novel ke berapa nih?
Thank’s artikelnya mas Bram.
Tapi kenapa audiens harus dibiarkan tahu ini-itu supaya tercekam? Bukannya mlah tahu malah tak takut?
Tulisan Brahm emang bagus2. Makanya selama di rumah sakit saya nyuruh Sandeq ngikutin site ini buat saya.
Kalo gitu, film kaya The Dark Knight masuk jenis apa ya? Thriller atau misteri? Soalnya ceritanya menegangkan, tapi tokoh utamanya spesies ‘jagoan dari sono-nya’ alias udah expert soal nangkap penjahat. Misteri thriller, dong?
Btw, di Indonesia ada ga penulis cerita yang jago bikin kita tercekam? Selain Joko Anwar, tentunya. Ngasih namanya dong. Terima kasih….
Trims, Rully, Pasha.
Rul, pas masih kecil aku sering ditakut2i dg hantu2 lokal, dg segenap detail prilaku makhluk2 itu dan tanda2 kemunculannya. Akibatnya, setiap kali lewat daerah sepi2, aku selalu parno sendiri. Coba kalau aku nggak dibekali ttg “pengetahuan” itu. Aku pasti tumbuh jd anak yg tak kenal takut jalan ke mana2, ke tempat angker sekalipun. Itulah. Semakin tahu justru membuat kita semakin takut.
Sekarang kita tarik ke logika perfiksian. Andai aku jatuh cinta pd satu tokoh, terus tokoh itu tiba2 menghidupkan kontak mobil dan meledak, apa yg terjadi? Aku akan terkejut. Mungkin jg kecewa atau sedih. Tp hanya sampai situlah “penderitaanku” sbg pembaca/penonton. Beda dg ketika aku tahu pemasang bomnya, proses pemasangan bom di mobil tokoh yg kucintai itu. Aku akan tegang sepanjang adegan si tokoh hendak menyalakan mobil. Semakin si tokoh mendekati mobil itu, aku semakin tegang. Aku tahu (diberi informasi) pemasangan bom = aku takut/cemas dg nasib tokoh yg kucintai. Logikanya sesederhana itu.
Pasha, oh jd Sandeq itu satu bendera ya dg dirimu? Hm, baru tahu. Thx deh buat kalian berdua! Eh, abis dari rumah sakit, nemeni sso atau kamu sendiri yg sakit? Sakit apa?
The Dark Knight menurutku sih action-thriller. Di Indonesia, aku nggak tahu. Sepertinya sih banyak jg yg piawai juga menciptakan ketegangan. Tp penulis yg spesialis thriller (sbg genre, bukan elemen cerita) setahuku jarang banget.
hmm… tulisan yang menarik!
pas mampir ke sini, pas nemuin apa yang lagi dibutuhkan. Hehehe. bisa nggak novel dibuat dengan genre kolaborasi: thriller + drama + komedi sarkastik ?
Trims, Patung Pancoran & Skylashtar. Aku yakin penggabungan2 gitu sangat mungkin saja. Cuma kan pasti ada elemen yg dominan. Tp, ngomong2, kok suka komedi sarkastik? Hehehe ….
OwO
Thanks buat infonya, bener-bener membantu saya. Apalagi sekarang pas lagi bingung-bingungnya.
Nice info.. kebetulan lagi nyari buat bahan genre mistery. Oh iya mau tanya kak, kebanyakan cerita thriller itu ujung-ujungnya selalu misteri. Dan cerita misteri selalu kearah horor atau yang sifatnya aneh, urban legend, kisah-kisah seram dsb.
Simpelnya gimana ngebedain semua itu kak soalnya setiap thriller ujung2nya selalu mistery.
Selalu ada elemen yang dominan. Dan kalaupun 50:50, kita tetap bisa kok bilang ini thriller-misteri.
Untuk perspektif lain, silakan baca tulisan ringkas di Google+ kami: https://plus.google.com/110835688836240642659
Oh ya, misteri itu tidak harus gandengan sama horor. Ada juga misteri-detektif, misteri-konspirasi, misteri-petualangan, dll.
Permisi, untuk menambah sedikit literatur novel thriller buatan Indonesia, saya tambahkan sbb:
Judul: Keepo
Penulis: Kim-Ara ? ??
ISBN13: 978-979-762-143-8
Jumlah halaman : 600 (Dibagi menjadi 3 volume)
Terbit: 2016
Penerbit: Kim Ara Holding Group
Genre: Thriller, Action, Mystery, Sci-Fi, Romance
Rating: Dewasa
Hanya terbit sebagai e-book full colour di Google Play Book,
Isi dan review selebihnya coba lihat-lihat sendiri aja di: https://play.google.com/store/books/details/Kim_Ara_%EA%B9%80_%EC%95%84%EB%9D%BC_Keepo?id=j_CgCgAAQBAJ