Untuk mendapat gambaran mengenai apa itu Landing Page alias Laman Landas, bayangkan Anda melihat sebuah iklan di media sosial dan mengkliknya. Ke mana Anda akan dibawa, itulah landing page. Arti harfiah dari “landing page” memang “halaman pendaratan”, bukan?
Namun, landing page dalam kepentingan internet marketing memiliki tujuan yang lebih spesifik, yaitu membuat pembaca atau pengunjung situs web melakukan aksi tertentu. Contohnya, mendaftar (katakanlah kursus daring), membeli (produk), mengunduh (e-book) sambil memberikan informasi pribadi, dan sebagainya. Karena itu, bagian yang wajib ada dalam sebuah landing page adalah:
- Tulisan yang mengarahkan pembaca untuk melakukan aksi
- Form untuk mempermudah pembaca melakukan aksi tersebut
Halaman yang sedang Anda baca ini bukan termasuk landing page, meskipun juga merupakan tempat pendaratan setelah tim Warung Fiksi mempromosikan tautannya di Facebook, Twitter, LinkedIn, Pinterest, atau YouTube. Bahkan meskipun ia memiliki form di kolom komentar di bagian paling bawah yang mengajak pembaca berkomentar (melakukan aksi).
Mengapa bukan termasuk landing page? Sebab, aksi bukanlah tujuan utama dari pembuatan halaman ini. Tidak ada aksi sama sekali di sini pun tidak mengapa, karena tujuan halaman ini untuk memberi informasi kepada pembaca (tentang landing page). Hanya itu.
Anatomi Landing Page
Lantas, bagaimana halaman yang layak disebut laman landas itu? Kurang-lebih, anatominya seperti gambar di atas. Ada headline, copy, form, Call to Action (CTA), dan sebagainya. Ketiga elemen tersebut memiliki satu tujuan, yakni supaya pengunjung melakukan action tertentu, misalnya membeli atau memberikan data kontaknya.
Action dapat terjadi bila copy Anda mengena. Misalnya, dengan trik mengiming-imingi bonus e-book yang relevan, akses ke artikel-artikel blog yang lebih eksklusif, atau pemesanan langsung produk andalan Anda yang dijual terbatas.
Bagaimana Menulis Landing Page
Menulis laman landas hampir sama dengan menulis artikel biasa. Namun, perhatikan tips berikut ini untuk setiap elemennya:
1. Buatlah headline yang efektif
Hidup-mati sebuah landing page bergantung pada kualitas headline. Normalnya, Anda hanya memiliki waktu dua detik untuk menarik perhatian pengunjung situs web yang semakin lama semakin tidak punya waktu untuk membaca panjang-panjang. Maka karanglah headline yang menarik, tetapi sesuai fakta, dan langsung memberi gambaran akan manfaat yang akan pengunjung peroleh.
2. Anda, Anda, dan Anda
Gunakan POV orang kedua: Anda atau kamu. Jangan mengobrol ngalor-ngidul tentang si “dia”, “mereka”, “kami”, apalagi “saya”. Landing page adalah tentang manfaat yang ditawarkan bagi si “Anda” atau si “kamu”. Mereka tidak peduli dengan siapa Anda maupun pencapaian-pencapaian Anda. Mereka hanya ingin masalah mereka terselesaikan melalui bantuan yang Anda tawarkan. Jadi, ceritakan sedikit saja tentang diri Anda, kemudian fokuslah ke poin manfaat.
3. Bernas dan persuasif
Tulislah copy yang jelas, bernas, mudah dipahami, dan persuasif. Bukannya malah pamer kemampuan mengolah kata, sok intelek, puitis, atau bermajas-majas. Jangan coba-coba menjadi pujangga di sini. Mereka tidak punya waktu sebanyak itu. Time is money. Ini bisnis, Bung! Bukan panggung.
4. Teks panjang untuk jualan, pendek untuk pendaftaran
Tulislah copy yang pendek untuk landing page yang bertujuan untuk pendaftaran atau hal-hal gratis lainnya. Sedangkan untuk landing page yang bermaksud menjual produk atau jasa, tulislah copy yang panjang dan mendetail.
5. Dahulukan poin penting
Kebanyakan orang membaca sekilas. Mereka menghabiskan 80 persen waktunya di layar atas, tanpa scrolling ke bawah. Maka letakkan hal-hal penting di bagian atas paragraf. Kalau memungkinkan, dalam bentuk bullet points.
Namun masalahnya, pengunjung terkadang juga membaca acak. Jadi, untuk amannya, pastikan copy Anda “daging” semua, tanpa “lemak”. Sehingga pembaca datang dari titik mana pun, mereka tetap bisa mendapat informasi yang berguna.
6. Jangan lebih dari lima baris per alinea
Variasikan paragraf panjang dan paragraf pendek untuk membuat keseluruhan copy lebih enak dibaca. Namun pastikan semua paragraf tak ada yang lebih dari lima baris. Paragraf yang gendut cenderung melelahkan untuk dibaca. Juga menjengkelkan, karena berpeluang membuat pembaca mengulang membaca baris yang sama.
7. Mintalah sesedikit mungkin
Melalui form, mintalah pengunjung mengisi informasi seperlunya. Ingat, Anda tidak sedang melakukan survei pemasaran. Terlalu banyak isian membuat orang malah malas melanjutkan mengisi. Ekstremnya, Anda bisa meminta pengunjung memasukkan email saja, kalau memang butuhnya (sementara) hanya itu.
8. Berfokuslah ke action
Copy Anda hendaknya menggiring pengunjung ke satu aksi. Mungkin berupa pendaftaran, pembelian, atau lainnya. Tentukan saja tujuannya. Satu halaman, satu action. Sesederhana itu.
Bagaimana Mengatur Landing Page
Setelah masalah penulisan, sekarang kita bergeser ke masalah desain dan peletakan. Bagaimana sebaiknya menata sebuah landing page?
1. Singkirkan konten-konten lainnya
Kecuali bila Anda merasa situs web utama Anda mendukung kredibilitas sebuah landing page, singkirkan bagian-bagian seperti sidebar, header, footer, dan konten-kontennya. Anda ingin pengunjung situs web fokus untuk melakukan action sesuai yang tertulis di copy saat itu juga, bukan? Jadi, jangan memberi mereka kesempatan untuk pergi atau klik sana-sini.
2. Pilih laman dengan satu kolom
Gunakan format laman satu kolom yang tidak terlalu lebar. Dalam 6 Ways to Increase Conversions on your Web Pages, Nick Usborne menyimpulkan dari eksperimen-eksperimennya, bahwa ternyata format satu kolomlah yang paling efektif dalam menciptakan konversi. Format ini mendorong pembaca untuk melakukan scrolling karena penasaran dengan informasi berikutnya. Lalu, sampailah ke bagian CTA.
3. Perhatikan aspek estetika
Jangan gunakan fontasi yang aneh, ukuran huruf yang kecil, warna-warni norak, tanda seru yang banyak, atau clip art pasaran. Di zaman seperti sekarang, semua itu bukannya berpotensi menciptakan konversi, malah akan menghancurkan kredibilitas Anda. Percayalah.
4. Pastikan lamannya ringan dan cepat
Jangankan di Indonesia, di negara-negara maju saja masih banyak warganet dengan koneksi internet lambat. Maka pastikan landing page Anda enteng dan kontennya dapat muncul semua dalam waktu kurang dari empat detik.
5. Mudahkanlah pengunjung
Mudahkanlah pengisian form Anda. Alih-alih membuat isian drop down yang banyak menuntut gerakan tetikus, gunakan isian checkbox atau radio button. Lalu, pastikan pengunjung dapat berpindah dari satu isian ke isian lainnya hanya dengan menekan tombol tab di kibor.
Bagaimana Menghitung Efektivitas Landing Page
Efektivitas sebuah landing page dapat dihitung melalui rumus angka konversi (conversion rate). Caranya gampang, tetapi Anda harus menginstal aplikasi statistik web dulu. Kalau mau yang gratis, gunakan Google Analytics. Dengan aplikasi tersebut, cari tahu unique visitor di landing page pada periode tertentu. Lalu, bagilah dengan jumlah action yang terjadi dan kalikan dengan 100%.
Misalnya, Anda ingin mengetahui angka konversi laman landas Anda di periode Q2 2013. Diketahui pengunjung uniknya selama Mei-Agustus 2013 adalah 2.000. Di periode yang sama, ada 20 action. Maka hitungannya 20/2000 x 100% = 1%. Jadi, angka konversi landing page Anda di Q2 2013 adalah 1%.
Baguskah konversi 1% itu? Untuk landing page penjualan produk/jasa, angka 1-2% tergolong bagus. Namun, untuk landing page pendaftaran standarnya adalah 5-6%. Angka di bawah persentase itu bisa kita anggap kurang atau tidak efektif.
Bila landing page ternyata kurang efektif
Berarti, ada yang keliru dari salah satu atau beberapa elemen landing page Anda. Terus utak-atiklah hingga memperoleh angka standar atau bahkan melampauinya. Perhatikan kembali elemen-elemen landing page itu, seperti headline, copy, CTA, form, desain, dan sebagainya.
Tenang saja, bahkan para pemasar daring yang sudah jago di luar sana tidak sekali membuat landing page langsung bagus konversinya. Mereka juga bolak-balik melakukan A/B Test, baik dari aspek copy-nya, formatnya, maupun desainnya.
Bila pengunjung landing page hanya sedikit
Tidak terlepas kemungkinan, suatu landing page memiliki jumlah pengunjung yang terlalu sedikit, atau bahkan nol selama periode tertentu. Angka konversi pun menjadi tidak memungkinkan untuk dihitung. Lantas, bagaimana cara mengukur efektivitas landing page?
Tidak bisa!
Anda harus membereskan masalah trafik atau jumlah kunjungan dulu. Entah bagaimana caranya, datangkanlah dulu pengunjung ke laman landas tersebut. Bisa dengan memperbaiki Search Engine Optimization (SEO) dari landing page itu, mempromosikan tautan laman tersebut di akun-akun medsos Anda, atau memasang iklan untuk mempromosikannya. Setelah pengunjung-pengunjung berdatangan, baru Anda punya angka untuk dihitung.
Demikian tips bagaimana membuat laman landas alias landing page. Semoga membantu.
Terimakasi mas. Artikelya membuka wawasan saya.
@Husein Terima kasih.
Walopun saya belum punya landing page , bookmark dulu ah…..
Suatu saat pasti perlu.
Thanks for sharing ya mas! 😀
Siiiip….
mantab banget gan infonya 😀
sip dah
aksesoris mobil kelapa gading´s last blog post ..Mitsubishi Lancer 1972, Tak Lagi Koma
saya baru nyadar ternyata saya sering ngisi landing page, hahaha 🙂 Btw, saya suka istilah tulisan ‘daging’ semua tanpa ‘lemak’-nya..
Parlina Wi´s last blog post ..Shalihat Gathering 2013 Regional Bali-Lombok
Ya kalau apa yang ditawarkan melalui Landing Page itu bagus, kenapa nggak? Tapi aku kadang-kadang juga kecewa, jadi terpaksa unsubscribe setelah daftar. Hehehe…
simple penjelasannya , saya sudah mulai mengerti apa yang di maksud landing page, thx udah sharing
hainusan´s last blog post ..Promo Avent Bazaar hainusantara.com