Setelah Homeland, Quo Vadis Studiokasatmata?

Kemarin saya blogwalking, lalu nyasar ke Studiokasatmata.com. Sunyi senyap. Kondisi situs itu seperti rumah yang sudah lama ditinggalkan penghuninya. “Haloooo? Ada oraaang??” Masih sunyi. Hanya terdengar gaung dari suara saya sendiri. Iseng-iseng, saya masuk ke ruang News. Eh, kosong juga! Bahkan kalender yang dipajang masih tahun 2005. Saya tiba-tiba jadi merasa sendirian dan angker. Tanda tanya pun berjejalan di otak ketika saya melangkahkan kaki keluar dari rumah itu. Studiokasatmata pindah rumah? Atau kebetulan saja penghuninya sedang pergi semua tadi? Atau … Studiokasatmata memang telah tiada?

Read more

Melihat Plagiat melalui Kacamata Posmodernisme

Plagiator sama dengan tukang fotokopi

Mengejar Matahari itu bagus. Namun saya tak bisa menikmatinya. Masalahnya satu: Saya lebih dulu menonton Chingu (judul Inggrisnya Friend), film jempolan asal Korea. Mengejar Matahari dan Chingu serupa tapi tak sama. Antara lain, (1) Bertutur tentang persahabatan dan kehidupan berantakan gangster. (2) Narasi bergulir dari sudut pandang orang pertama, semacam biografi. (3) Protagonisnya empat pemuda: Ada yang cengengesan, pandai berkelahi, disegani, pintar tapi pendiam. (4) Cara mengenalkan keempat tokoh dengan teknik freeze frame. (5) Keempat tokoh ini balapan lari di keramaian (ini adegan penting dalam dramatisasi film). Chingu diproduksi tahun 2001 dan Mengejar Matahari diproduksi tahun 2004. Jadi, Rudi Soedjarwo plagiat?

Read more

Selamat Datang di Republik Mistik

By: Brahmanto Anindito

Tahun 2007 belumlah berakhir, tapi sudah bisa ditebak siapa jawara dalam perfilman Indonesia. Sebagaimana tahun lalu, genre yang paling sering diproduksi masih Horor. Berdasarkan data kami (Anda bisa mengambilnya di halaman Unduh Gratis), 13 atau 36,11% dari total 36 film layar lebar tahun ini bernuansakan horor. Sebenarnya, Drama lebih banyak jumlahnya. Namun kalau genre yang memang terlampau luas itu dipecah-pecah menjadi subgenre seperti Drama Percintaan, Drama Komedi, dsb., maka Hororlah yang nomor satu.

Read more

Adegan-adegan Klise yang Masih Menjajah Film Indonesia

By: Brahmanto Anindito

Bulan ini, Indonesia merayakan kemerdekaannya yang ke-62. Umur perfilman Indonesia sendiri sudah 80 tahun lebih. Tapi di usia segitu, ternyata kita belum merdeka dari adegan-adegan tertentu yang klise. Saya hanya bisa menduga-duga, mungkin maksud keklisean tersebut untuk memberi penekanan kuat pada adegan. Yang Horor biar tambah menyeramkan, yang Suspens biar tambah menegangkan, yang Komedi biar tambah mengocok perut, yang Drama biar tambah tragis, yang Laga biar tambah gagah. Intinya, supaya lebih mengesankan lah. Tapi … saya kok malah tidak terkesan ya?

Read more

Menonton Orang-orang Korea, Kenapa Tidak?

Jarum jam sudah menunjuk angka 9, tapi sepasang muda-mudi masih asyik memilah VCD-VCD yang hendak mereka sewa. Di tangan wanita itu telah terselip banyak kotak VCD dari film-film Mandarin dan Hollywood. Oh, ternyata masih kurang. Sebuah kotak berhiaskan aksara hangeul pun dipungut. Hanya dalam hitungan detik sang pria di sebelahnya merespon, “Jangan! Film Korea itu gitu-gitu aja.” Dan si wanita segera mengembalikan kotak tadi, tanpa sedikit pun berusaha mendebat.

Read more

Don't do that, please!