Anton Pavlovich Chekhov dikenal sebagai master cerita pendek dan drama. Merupakan inovator, karena karya-karyanya lebih menekankan atmosfer cerita dibanding penggunaan plot atau aksi. Ketidaktergesaannya dalam bercerita dan kemahirannya menjalin ketegangan, komedi, serta kesedihan dalam fiksi panjang yang lugas menyindir, mengekspresikan repihan-repihan kenyataan pahit. Sulit dicari tandingannya.
Mochammad Asrori
Menyoal Sastra Jawa, Membincang Jaya Baya
Kadang saya sedih kalau mengamati perkembangan sastra daerah. Di antara hiruk pikuk dunia sastra, sastra daerah ibarat wastra lungset ing sampiran, busana kusut yang tidak dipakai lagi. Padahal di Indonesia paling tidak ada 669 bahasa daerah dengan jumlah penutur yang bervariasi jumlahnya.
Integrasi Pengarang terhadap Publik
By: Mochammad Asrori
“Dear Seno Gumira Ajidarma. Saya dapat email ini dari teman saya. Semoga Anda tidak keberatan. Saya hanya ingin Anda tahu, bahwa saya hanya bisa menikmati senja dari cerita-cerita Anda. Mungkin Anda heran, tapi begitulah kenyataannya. Saya rabun senja sejak 10 tahun. Lewat email ini saya hanya ingin mengucapkan terima kasih karena telah menghadirkan senja sedemikian indah dalam cerita-cerita Anda. Natasha Azalea.”
Mengulik Sendi-sendi Seksualitas dalam BH Emha Ainun Najib
By: Mochammad Asrori
Sebagian masyarakat Indonesia menganggap seksualitas sebagai sesuatu yang alami, kodrati, sehingga tak perlu dikomunikasikan, apalagi diajarkan. Namun seks akhirnya menjadi bagian dari perkembangan budaya. Secara pelak, sebuah cerita pendek sebagai cermin realitas sosial pun banjir akan tema-tema seksualitas. Bahkan seorang Emha Ainun Najib turut mengulik tema tersebut dalam cerita-cerita di BH-nya.
Sekadar Usulan demi Perfiksian Indonesia
Setelah bertahun-tahun malang melintang sebagai penikmat fiksi, saya jadi semakin prihatin dengan perkembangannya di Indonesia. Yang paling kentara adalah filmnya (sinetron termasuk film). Di sana banyak pencontekan, bahkan plagiat, terhadap film-film luar. Memang, mereka terkadang memiliki ijin memproduksi versi Indonesianya (remake). Tapi bukankah dengan begitu kian terbukti bahwa kita telah dan sedang kekeringan ide cerita?