Sama seperti dejavu (déjà vu yang berarti harfiah “sudah lihat”), dejalu (déjà lu yang berarti harfiah “sudah baca”) juga kosakata Prancis. Dejalu adalah suatu alur atau ide cerita yang sudah pernah dibaca, bahkan berkali-kali alias klise, sehingga Anda sebagai pembaca mudah menebak arahnya.
Entah Anda benar-benar sudah baca cerita semacam itu atau ada anomali di memori otak yang menyebabkan seolah-olah sudah membacanya. Berikut ini beberapa contoh dejalu:
- Orientasi seksual yang mengecoh. Dua perempuan berteman baik. Seorang pria kemudian jatuh cinta pada salah seorang dari mereka. Masalahnya, teman baik perempuan tersebut tidak setuju. Seakan-akan ada kecemburuan. Ya, ia memang cemburu. Namun, bukan kepada si pria. Di akhir cerita dibeberkan kalau ia lesbian.
- Tokoh kreatif yang sedang buntu. Misalnya, seorang penulis yang mengalami writer’s block, pematung yang gagal memahat masterpiece, atau pelukis yang dikritik habis-habisan oleh kritikus yang tidak bisa melihat sisi brilian dari lukisannya.
- Keunikan terjadi, tetapi berakhir dengan “ci luk ba”. Di akhir cerita, ternyata semua itu hanya mimpi, permainan virtual, tokoh utamanya gila, atau sedang menulis fiksi (dan adegan itu merupakan bagian dari fiksi tulisannya itu).
- Orang modern mengikuti nasihat klenik ala orang pedalaman.
- Keganjilan terus terjadi sampai separuh cerita, tanpa penjelasan. Tokoh utama dikelilingi orang-orang yang mengerti permasalahannya, tetapi mereka menolak menjelaskan.
- Dan lain-lain.
Dengan mengetahui dejalu, Anda akan terhindar dari menulis kisah-kisah klise dengan cara yang (juga) klise. Namun, ada tidak enaknya juga mengetahui dejalu. Makin panjang daftar dejalu di benak Anda, makin sulit pula Anda mengarang cerita baru. Paham maksudnya, bukan?
Nah, omong-omong, apa saja dejalu Anda?
hello…lam kenalya…
isi postingnya bagus loh..thnxs ya….good luck for u and God bles U…
Lam kenal jg, Dhana. Thanks for coming.
apa ya?
seringnya klo liat sinetron.
klo baca kayaknya jarang
klo sinetron gini :
1. hilang ingatan
2. ngejer warisan
3. si kaya dan si miskin jadi suami istri
4. antagonisnya bener2 kliatan
Yaah, Riez, yg kamu sebut itu kan masih terlalu general. Bisa aja lho dari keempat konsep itu justru muncul cerita yg benar2 baru (nggak klise).
A protagonist takes revenge for the wrongs done. He’s put through heavy-handed humiliation after humiliation. Yet he swallows it all quietly. But finally, he’s triggered and murders someone.
iya juga sih
tapi emang secara gharis besar sih itu
Thanks Romase & Ariez. It’s my deja lu too. If I’m not mistaken, it’s action movies that overused such plot.
Ada nih, tp ga tau ini general atau unik, dlm cerita anak, suka ada tokoh murid baru. Coba tengok Laskar Pelangi, Totto-chan, film King, di buku2 anak Prancis juga sama. Kenapa coba? (Ini serius nanya lho, bukan mau ngetes.)
.-= rie´s last blog ..What is Your Deja Lu in Fiction? =-.
Oh iya, Rie, nggak kepikiran tuh. Kenapa ya? Dan itu mengakibatkan efek apa ke pembaca/penonton? Kalau udah nemu jawabannya, kasih tahu ya (lho kok malah aku yg tanya).
He-eh, knp kamu jd balas nanya? Tp kupikir kamu punya bakat jd filsuf. Filsuf kan ngejawab pertanyaan dgn pertanyaan lagi hehehe (btw yg bener filsuf apa filosof sih?).
Menurut Dea, mungkin krn anak2 selalu excited sama sst yg baru. Bisa jadi sih. Aku juga lg mikir2, apa aku musti masukin plot kayak gitu ke naskahku.
.-= rie´s last blog ..What is Your Deja Lu in Fiction? =-.
Filsuf? Filosof? Au’ ah, gelap. Tp yg jelas, orang2 kayak Socrates emang kerjaannya bertanya mulu.
Eh, perasaan, nggak cuma anak2 yg excited ama sesuatu yg baru deh. Orang dewasa jg kan. Terserah sih, mau dipakai jg bisa. Deja lu emang boleh diterabas. Asal pede dan yakin plotnya kreatif, nggak mengulang2 alias klise.
klo emang kejadiaannya de ja lu ga pa2 kali klo emang crita kesananya seru n bagus! hehe
Bisa aja sih, Riez. Tp masalahnya kan seringnya deja lu gampang ketebak.
iya ya…
moga ga deh
waktu saya baca maryamah karpov tuh akhirnya bener2 diluar dugaan… bertentangan banget
tapi bikin pembaca gmn gitu
Not only in action genre. I read the typical plot in thriller and 3-acts drama too. It’s like a common recipe.
Aku belum baca Maryamah, Riez. Dan kayaknya nggak ada rencana baca itu dlm waktu dekat ini. Jd ceritain dong, “bertentangan banget” gimana maksudmu? “Bikin pembaca gmn” gimana?
Romase, I just remember, I watched a movie, I think that’s adaptation from Stephen King’s novel. It’s about someone who had been bullied by his friend in the childhood. The guy grew up, make a happy family. And suddenly, the bully come up again in his life. It’s good movie. And the plot follows your pattern.
Yes, it’s not only the superhero movie (DareDevil, Spider-man) or classical kungfu movie that use it. I agree. It’s a common deja lu.
misalkan ada orang yang taat banget ma pendiriannya nah di akhir crita bener2 nentang pendiriannya demi pendiriannya yang lain…
Oh. Gitu ya? Masa’ nggak ada penjelasannya sama sekali kenapa sampai begitu? Rasanya aku perlu baca sendiri nih.
saya saranin baca deh
critanya merakyat, ada hal yang nggak mungkin tapi penggambarannya ringan ko..
bagus lah
Aku rasa2nya pd2 aja pake deja lu itu, Brahm, krn ini BEDA, hehehe…
Aku cuma baca sampe Sang Pemimpi krn kupikir dua cerita lainnya pasti gitu2 juga.
Eh, Riez, udah ku-add tuh! Confirm ya…
.-= rie´s last blog ..What is Your Deja Lu in Fiction? =-.
Whoa, whoa, add apa2an ini? Aku add jg, Riez. Namaku selalu sama, nggak pernah dimodif macem2.
iya sih
emang pemaparan bahasanya hampir sama kaya novel sebelumnya!
tanggung ga diselesein tuh!
mas brahm dah saya add.
mba rie dah saya konfirm!
klo da ide sharing ya…
saya aktifnya di FB sih
kalo jawab deja gue, mesti ndak boleh
yang paling sering aku temukan deja lu tu di karya2 Jepang. Beberapa kali baca komik Jepang, terutama yang Samurai, beberapa kali pula ada kemiripan trik atau plot cerita yang sama dengan “Mushashi” dan “Taiko” karya Yoshikawa Eiji.
.-= Pradna´s last blog ..Obrolan Sore 08 : Dum! =-.
Deja lu, Prad! Bukan deja loe! Hehehe ….
Hm, sepertinya nggak cuma komiknya. Baru aku baca koran hari ini, sekarang orang2 Jepang pada gandrung drama Amerika: 24, Heroes, Prison Break, dll. Kenapa? Di media, mereka secara eksplisit mengatakan alur2 dorama mudah ketebak dan monoton.
Benarkah? Aku sendiri nggak ngikuti drama Jepang, jd aku nggak bisa menyimpulkan apa2. Tp kalau benar, berarti virus deja lu yang mewabah di sinetron kita udah nular ke dorama Jepang dong.
Pradna, deja lu dibikinnya dr apa? Kayu, plastik, atau rotan? Kalo kursinya dari apa? Di rumah lu ada berapa deja? Lu kalo nulis di atas deja atau punggung orang?
.-= rie´s last blog ..I Saw a Rainbow at Watu Ondo =-.
@rie, kalo di Jawa sih nggak enak kalo deeja mbak
(mesti abis ini dimarahi, Brahm)
.-= Pradna´s last blog ..Obrolan Sore 08 : Dum! =-.
Beginilah kalau orang Jawa Tengah ketemu orang Sunda. Gak mudheng, aku. Yo wis, ngobrol2 ae sik wong loro. Ta’siapno unjukane, Jeh!