Damn Movies that Made Me Cry

Cry like a baby

All movies that made me cry has obvious pattern within its story. The protagonist: fails after gave the best (Sad Movie), success after fight for somene but he himself passes away (Titanic), has ironic end even though we have fun in the beginning (Laskar Pelangi), is so enthusiastic (Pay It Forward, Patch Adam), performs fake cheerfulness (La Vita è Bella), or success after the abyss (Ayat-ayat Cinta). Did you find any other pattern? What movies that made you cry?

* * *

Baru-baru ini saya memburu film-film yang bisa membuat menangis. Film-film itu dari berbagai negara, mulai dari Nuovo Cinema Paradiso (yang skenarionya ditulis Giuseppe Tornatore, produksi Italy: dirilis tahun 1988) sampai Kuch Kuch Hota Hai (Karan Johar, India: 1998).

Gejalanya familier. Pertama, saat menonton adegan tertentu, dada terasa sesak, membuat bernapas menjadi sulit. Kedua, air mata berlinang. Air mata itu sekali diusap, keluar lagi, diusap lagi, keluar lagi. Damn movies!

Menangis merupakan respon saraf atas rangsangan yang berupa keharuan, kebahagiaan, kesedihan, ketakutan, frustrasi, atau kesakitan. Bagi sebagian orang, ini dianggap cengeng dan feminim. Hahaha! jadi, suka film begitu berarti cengeng dong? Apalagi sampai memburunya (seperti yang saya lakukan), artinya kan cengeng kuadrat.

Ah, ah, ah. Tidak dong. Saya kan penasaran saja, bagaimana sebuah film mampu membuat penonton menangis. Bagi seorang penulis, membuat kisah yang bisa menyesakkan dada dan membuat laki-laki dewasa menjadi secengeng bayi tentunya merupakan prestasi tersendiri. Saya ingin meneliti faktor-faktornya.

Secara dasar, penonton menangis karena dia tersedot masuk dalam cerita. Artinya, penonton bisa berempati pada nasib sang tokoh. Seorang tukang sayur akan mudah dibuat menangis bila yang menderita adalah tokoh tukang sayur.

Tapi tidak harus begitu. Jika pembangunan karakter tukang sayur ini berjalan baik, pialang saham pun bisa ikut berempati dan terharu menonton tokoh tukang sayur itu.

Resep inilah yang digunakan para penulis hebat dalam mengaduk-aduk emosi penonton heterogennya: perlahan-lahan mengenalkan tokoh, hasratnya, semangatnya sekaligus kelemahannya dengan gamblang, secara elegan. Lalu, pada film-film itu, saya selalu menemukan pola ini:

Tokoh mengalami sesuatu yang negatif, misalnya:

  1. Gagal setelah berusaha mati-matian: Sad Movie (Jong-kwan Kwon, South Korea: 2005)
  2. Berhasil memperjuangkan orang lain, tapi dirinya sendiri mati: Titanic (James Cameron, USA: 1997).
  3. Berakhir ironis, padahal awalnya penuh semangat dan keceriaan: Laskar Pelangi (Salman Aristo, Indonesia: 2008), Donggam (Jin Jang, South Korea: 2000).

Tokoh mengalami sesuatu yang positif, misalnya:

  1. Semangat meluap-luap: Pay It Forward (Leslie Dixon, USA: 2000), Patch Adam (Steve Oedekerk, USA: 1998).
  2. Keceriaannya dibuat-buat untuk menyembunyikan lukanya: La Vita è Bella (Vincenzo Cerami, Italy: 1997).
  3. Sukses setelah terpuruk: Ayat-ayat Cinta (Salman Aristo, Indonesia: 2008).

Saya yakin masih banyak pola lain untuk membuat penonton menangis. Tapi karena daftar film saya hanya segitu, pola yang saya temukan juga segitu. Punya rekomendasi film-film lain yang terbukti sukses membuat Anda (yang awalnya tidak cengeng) menangis bombay? Di-share di sini dong.

BAGIKAN HALAMAN INI DI

42 thoughts on “Damn Movies that Made Me Cry”

  1. Hello.

    I would like to put a link to your site on my blog roll if you want to do the same for mine. It would be a good way to build up both of our readerships.

    thank you.

    Reply
  2. Percaya engga, ada satu film Warkop yang sukses bikin saya nangis? Judulnya, Jodoh Bisa Diatur. Nontonnya dah lama, pas masih kecil, itu juga cuma di TV. Yang bikin nangis bombay tuh pas Dono jadi gila gara2kehilangan Si Montok, anak yang dia temukan gara2 Si Montok diambil bapaknya lagi. Trus, Indro dan Kasino bawa Dono keliling Malaysia nyari Si Montok. Waduh, keluarga saya pada ketawa liat konyolnya Warkop, saya malah nangis. Jadi malu…

    Reply
  3. Thanks, Rick & Pasha. Rick, I wrote something on your blog.

    Percaya aja, Pash. Apalagi nontonnya pas kecil. Apa yg bikin kita terharu dari jaman ke jaman cenderung berubah. Aku dulu pernah nonton film Hongkong yg dibintangi Jacky Cheun (ejaannya bener nggak ya, yg jls bukan Jacky Chan) dan Simon Yam. Kurang-lbh pas SMP tuh. Begitu nonton lg pas kuliah, eh, mataku kering tuh.

    Tp memang di sisi lain, ada film yg mengharukan sepanjang waktu. Terus, kamu pasti setuju, ada jg film yg scr simultan bikin penontonnya (yg heterogen itu) kompak mengeluarkan air mata. Misterius 🙂 Makanya, aku penasaran banget mencari tahu kenapanya. Siapa tahu trik penulisnya bisa kita tiru.

    Reply
  4. – Trouble Maker
    – Green Mile
    – John Q
    – I forget…. it’s Gwneth Paltrow and Ethan Hawke, movie about painting, sorry I forget the title
    – Of you love Kuchkuch Hota Hae, try Devdas
    – And if you like Donggam, try Il Mare

    Reply
  5. Engga juga, Brahm. Soalnya beberapa bulan lalu, saya nonton lagi di TV dan tetap aja mata saya basah. Emang ga separah dulu, tapi tetap aja aneh, kok bisa nangis gara2 film Warkop?

    Eh ada lagi film yang bisa bikin saya nangis. Armageddon (mirip sama Leonardo di Titanic, pas Bruce mati demi calon menantunya), Garuda di Dadaku & King (waktu itu saya marah2in Nico sobat saya gara2 dia nangis sesenggukan, padahal, saya sendiri juga basah matanya :D), Dunya & Desie (pas adegan Dunya & Desie baikan lagi abis bertengkar), I Am Sam (ga usah dikasih tau, apa yang bikin saya nangis!), Forrest Gump (udah jelas alasannya) dan The Terminal (pas Tom Hanks ditolak cewek) dll. Fiuh, ternyata saya cengeng juga, ya? ^_^

    Reply
  6. Thanks, Debby. What a great list from you. Gwyneth Paltrow and Ethan Hawke? “Great Expectation”? I see, I see. All you’ve mentioned is sentimental movies. But I’m not touched for Devdas 🙂

    Wah, kalau nangisnya sampai sesenggukan emang di bioskop rada … gimana yah. Hehehe. Tp itu artinya penulis (dan sutradara) sukses scr psikologis. Hebat!

    Reply
  7. Eh, ada lagi Brahm yang bisa bikin nangis ato lebih parah lagi, ngamuk2. Bisa kejadian kalo situasinya kaya’ gini :

    Although I was sitting right there they didn’t see me.
    And so they both sat right down in the front of me.
    And when he kissed her lips then I almost died.
    And in the middle of the colour cartoon I started to cry.

    Oh Sad movies always make me cry

    Kalo situasinya kaya’ gitu sih, nonton Kuch Kuch Hota Hai 100x kaya’ nonton Connie and Carla aja. Ga ada sad movies yang bisa ngalahin!

    BTW, dengan malu saya mengakui bahwa baru aja nonton Transformers 2 (abis sebelum2nya susah dapet kursi yang enak sih). Sempat hampir nangis juga pas Optimus Prime game over, tapi kemudian ngakak ngeliat kebangkitan Sam dari kematian. Duh, maksain banget deh para pembuat ceritanya, sampe bisa bikin saya pengen nangis lagi. Huhuhu

    Reply
  8. Nangis pertama karena terharu, nangis kedua krn merasa geli, hahaha! Untung aku nggak nonton Transformer 2. Aku ngelewatin dua kali kesempatan nonton gratis bareng temen2 kantor ternyata ada untungnya, hehehe. Tp pd dasarnya unsur dramatis bisa ada di genre apapun ya.

    Reply
  9. saya termasuk movie freak..
    dari film2 di atas, yang bikin saya nangis cuma laskar pelangi. itupun terharu. tapi hebat deh.
    saya baru pertama kali nnton film mpe banjir air mata!!

    tapi klo critanya tukang sayur trus mnderita tiada tara. (alurnya kayak sinetron) sya ga bakal nangis!!!

    contohnya kaya “Sinetron air mata cinta” klo ga salah.

    mang sih critanya sedih. tapi jelek ah. hehehe…. bukan penggemar sinetron

    Reply
  10. klo transformers 2 yang bikin saya nyengir terus.

    tu film keren abis deh!!

    pernah liat film “pursuit to happines” ga??
    yang bintangin will smith. saya blum pernah liat tapi kayaknya sedih juga!

    cobah deh liat. klo ada yang punya sent via e-mail donk!

    Reply
  11. Saya baru ngeliat komentar Brahm soal King & Garuda di Dadaku. Yang bikin nangis tuh, pas Guntur (King) baikan lagi sama bapaknya dan pas Bayu (Garuda…) baikan lagi sama sobatnya. Gitu aja sih. Kaya’nya saya emang cengeng banget ya, nonton film aja bisa nangis. Hehehe, biarin!

    BTW, ga rugi kok, nonton Transformers 2. Tapi ya gitu deh, mendingan film pertamanya. Cerita di film keduanya buat anak2 banget, tiba2 aja seseorang atau sesuatu bisa bangkit dari kematian hanya karena mimpi atau ‘kunci’ yang ga berfungsi sempurna. Tolong…

    @ariez : emang ada sinetron tukang sayur? Tapi bener sih, sesuatu yang terlalu didramatisir justru bikin eneg. Contohnya di Transformers 2 itu, pas Sam Witwicky tiba2 hidup kembali. Visualisasinya huliwuud bgt, ga bikin sedih, malah jadi geli!

    Reply
  12. Thx, Ariez. Pursuit to Happines ya? Nanti kucari deh, kalau ke rental. Pernah aku nonton sinetron, pertamanya sedih lihat nasib si tokoh utama. Tp adegan2 sejenis kok malah diteruskan scr klise, jd lebay deh. Akhirnya ya aku jd kebal. Nggak peduli lg, mau si tokoh menderita, mau mati, ikatan emosi yg awalnya dibangun sang sinetronis dg lumayan udah pudar. Orang2 TV emang sering melakukan ini, termasuk utk jns drama reality, nggak tahu kenapa.

    Pash, tp menurutmu puncak drama di dua film nasional itu emang di bagian itu ya? Sekali lg, aku blm nonton, dan mungkin nggak (sempat) nonton versi bioskopnya. Pdhl mau nulis. Jd butuh pinjem mata dan hatimu gitu, hehehe.

    Reply
  13. Pasha,yaa pokoknya sejenis tukang sayur gitu lah (intinya menderita)
    bner, transformers 2 critanya maksa banget. tpai sya tetep ska.
    klo critanya gitu. ga bakal nangis deh.

    saya cuma pernah liat garuda. critanya smple. tapi banyak pelajarannya

    yang bikin nangis tuh pas ketemu sama anak penjaga kuburan (kaget. n hampir kluar air mata) hehehe
    yang bikin nangis juga pas baikan itu.
    tapi kurang greget

    klo king blum pernah. pengen mnjem nih! dah kluar blum ya VCDnya??

    mas Brahm. klo dah ada filmnya bagi2. hehehe

    Reply
  14. Jangan pinjam mata dan hatiku dong, Brahm. Ntar gimana daku bisa hidup, gimana gw bisa nonton pilem, gimana saya bisa nangis bombay lagi???!!! Puncak drama dalam dua film itu sebenarnya (menurut ikke nih) ada pas tokoh utamanya berhasil jadi pemain bola/badminton setelah melewati berbagai masalah. Pas Bayu (Garuda) dapet restu dari kakeknya dan pas Guntur (King) mengira ga bakalan dapet beasiswa klub. Cuman waktu itu saya ga nangis, merasa lega doang.

    @ariez : pas scene nyari lapangan di kuburan sih, saya malah ngakak. King sih belum keluar DVDnya, kan filmnya masih tayang di bioskop. Ada sih, tapi bajakan…. Hehehe, ntar kita digebuk sama yang bikin pelem….

    Reply
  15. no offonse yah.. tapi blum ada satupun film indonesia yang bisa bikin saya menangis karena kedalamannya ga dapet sama sekali…

    eh ada deh berkacakaca mah… si Mengejar Matahari!

    Hm… kalo film bule yang bisa bikin saya nangis gila gilaan adalah I AM SAM!!! Dan ya… saya juga nangis nonton TITANIC 🙂

    Reply
  16. Riez, filmnya dibagi2? Dg cara bagaimana?

    Mengejar Matahari boleh juga, Nat. Tp sudahkah kamu nonton film Korea Chingu (english title-nya = Friend)? Hampir persis Mengejar Matahari tuh. Tp diproduksi lebih dulu. Aku lbh terharu nonton film itu.

    Reply
  17. Pada dasarnya, mau film apa aja, kalo yang nonton aslinya cengeng, ya bakalan nangis juga. Kaya’ saya hehehe.

    BTW, off topic nih, Brahm. Cuman mo kasih tau, ada lomba desain produksi TV dan skenario FTV TVRI 2009, deadline 25 Juli 2009. Bagi yang berminat, klik aja blog gw, ato kalo mau sekalian aja klik http://www.tvri.co.id

    Reply
  18. Pada dasarnya, mau film apa aja, kalo yang nonton aslinya cengeng, ya bakalan nangis juga. Kaya’ saya hehehe.

    BTW, off topic nih, Brahm. Cuman mo kasih tau, ada lomba desain produksi TV dan skenario FTV TVRI 2009, deadline 25 Juli 2009. Bagi yang berminat, klik aja blog gw, ato kalo mau sekalian aja klik http://www.tvri.co.id

    Thanx Brahm

    Reply
  19. mmm.. dmn ya.
    klo menurut saya juga. hal yang bikin kebal tuh gini.
    kita kan dah tau kalo itu film. jadi gimana pun pasti seneng buat tokoh utamanya.

    yaaaa… tapi asiknya nonton film tuh klo dah sampe kebawa kedalemnya.

    nangis contohnya. pokoknya klo nonton film jangn malu2 klo pengen nangis lah!!!
    seeep

    mas brahm klo mau ngirim artikel kayak gini boleh ga?

    Reply
  20. Wah, wah, udah tahu dobel malah ditambahi. Tp lomba itu oke juga tuh! Nggak tahu sempet nggak ya bikin. Tp persaingannya jg dg praktisi2 dlm TVRI sendiri ya? Yah, bg yg tertarik, silakan kunjungi blognya Pasha.

    Boleh aja, Riez.

    Reply
  21. Wuah… rame juga obrolannya. Nggak nyangka kalian bisa berpanjang2 ngobrol ttg film2 sedih. Emang, yg menyedihkan selalu menjadi topik pembicaraan yg seru.

    Reply
  22. sya kan hobynya nnton. jadi ya nyambung aja klo topiknya film.

    dah lama juga ga nongkrong di sini!!

    pa kabar mba Rie??

    tar deh kapan2 saya bikin artikel.

    Reply
  23. ahahahaha….tiba2 aja udah panjang gini…

    pursuit of happiness keren banget, really touching gimana perjuangan si will smith untuk dapetin happiness itu.

    terus, kalu ngubrulin pilem indo, saat ini aku kasih 4 jempol buat KING. hebat si ari sihasale. dan oh ya, kebetulan aku ngerepiu tuh tentang KING vs GDD di blogku. hahahaha…. KING kemana2 deh dibanding GDD.

    oh ada satu lagi, JohnQ… sediiih…

    Reply
  24. JohnQ emang sedih, tp akhirnya aku kecele. Happy ending dg ending yg sesuai dugaan sjk awal. Yg main Denzel Washington. Tonton aja, Riez, lumayan kok.

    Blognya PoE? Ya tinggal klik aja namanya di atas noh.

    Reply
  25. Selain ‘Kuch-Kuch Hota Hai’ dan ‘Man’, ada satu lagi film yang bikin aku nangis sesenggukan sampai dikira kesurupan ama temen satu mess. Aku nggak tahu judulnya (aneh nggak nih?), film korea sih. Bercerita tentang sepasang adik kakak yang ditinggal pergi oleh ibunya. Si adik selalu menunggu si ibu pulang di halte bus. Hingga adiknya meninggal dengan cara mengenaskan (tenggelam di sungai sewaktu main ski), ibunya belum juga kembali. Pokoknya sediiiihhhhh banget…….Eniwei, kumcer apaan nih?

    Reply
  26. Thx, Skylashtar. Itu tuh, kumcer Wufi buat bln depan. Mau ngikutin cerpenmu sekalian? Mumpung blm “dibungkus” nih.

    Wah, sayang sekali kamu nggak tahu judul film itu. Kan pengin tahu, film yg bisa bikin sesenggukan sampai kyk kesurupan tuh yg gimana sih. Macam2 ya efek film sedih pd manusia itu. Kalau filmnya berbahasa Inggris sih gampang melacak judulnya, tp Korea? Nyerah deh.

    Reply
  27. Mau dong ikutan kumcer. Tapi tema cerpennya apa nih? Apa aja boleh? Syarat teknis? Syarat kirim? Etc, etc. Boleh kirim berapa cerpen?
    Tolong info lengkap, ya. Thanks.

    Reply
  28. Kebetulan yg Agustus ini temanya warna-warni (perang skill penulisan antar penulis nih), jd bisa sebebasmu, sekerenmu. Syarat teknis ya sebagaimana normalnya cerpen. Tp target pembacanya seragam, yaitu early adult.

    Jumlah cerpen yg dikirim terserah. Tp krn ini mau dibungkus sbg e-book pd Agustus, ya kirimnya jangan sampai Agustus ya. Kalau siap, kirim ke bhanto@yahoo.com. Jangan lupa identitas penulis.

    Reply
  29. Hai, Riez. Kabarku nggak baik. Sangat menyedihkan. Nggak nonton film pun aku udah sedih. Hikshikshiks…
    Kamu bikin artikel, Riez. Biar Wufi tambah rame.

    Reply
  30. kurang PD nih bikin artikel.
    tar ja ah.. klo ada inspirasi.

    napa bisa gitu mba?
    cheer up donk

    blum kuliah kayaknya da yang kurang nih

    Reply
  31. Moga cepet dapet inspirasi ya…
    Hehehe, nggak kok, becanda. Aku nggak apa-apa, Riez. Postingan ini kan ttg yg sedih. Jadi aku menyesuaikan diri :p
    BTW, apanya yg kurang?

    Reply
  32. amin.
    OK lah saya juga adaptasi.
    aduh sedih nih

    ya kayaknya kurang aja.
    tiap hari kan di suguhin pelajaran. eh sekarang kerja…
    hahaha…
    pengen cepet kuliah nih

    Reply

Leave a Reply to rie Cancel reply

CommentLuv badge

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Don't do that, please!