Finis! Secara psikologis, tahun 2007 sudah habis. Kalau tak salah catat, industri perfilman kita merilis 48-an film bioskop tahun ini. Dan Tiga Besar Sementara-nya: Nagabonar Jadi 2 (film Komedi dengan 1,3 juta penonton), Get Married (film Komedi dengan 1,2 juta penonton), dan Terowongan Casablanca (film Horor dengan 1,1 juta penonton). Saya sebut “sementara” karena ada film yang berpeluang menyodok ke posisi Tiga Besar, seperti Quickie Express (Komedi) dan Film Horor (Komedi). Cuma lantaran rilis mereka baru November, belum bisalah kita membandingkannya dengan film-film lain yang telah mencapai ujung lifecycle-nya pada tahun ini juga. Tapi ngomong-ngomong, dari film-film yang saya sebutkan tadi apakah Anda menangkap bahwa kilau film Horor mulai meredup?
Story Writing
Teknik penulisan cerita, baik fiksi maupun nonfiksi.
Bagaimana Heroes Ditulis

Ketika TransTV gencar mempromosikan Heroes season 1, saya bergeming. Walaupun saat itu saya sedikit-banyak tahu tayangan ini dinominasikan untuk dua Golden Globes. Pada ajang penghargaan lain, Heroes pun setidaknya memenangkan 11 dari 25 nominasi. Namun saya tidak tertarik, mau bagaimana lagi? Sampai akhirnya saya secara tak sengaja menonton adegan Sylar hendak memotong batok kepala Isaac Mendez dengan kemampuan telekinesisnya. Ngantuk saya langsung hilang, “Ini film superhero apa sih?”
Hm, Rupanya Begini Cara Dan Brown Menulis

Siapa tak kenal novelis Amerika satu ini? The Da Vinci Code-nya telah memantik obor pro-kontra di seantero planet, termasuk di Indonesia. Tapi saya bukan berniat mengulik-ngulik kontroversi itu. Di sini saya cuma ingin membahas teknik Dan Brown yang menurut saya mengusung cara baru dalam penulisan thriller modern. Yah, saya tahu, kalau dirunut ke belakang, Brown bukanlah yang pertama melakukan kombinasi teknik ini. Namun setidaknya dia kan yang terkenal.