A lot of people have blogs. Maybe you do too. However, some of them then have lost their patient to update it. Why? What is the solution? How to blog routinely with passion? Well, I don’t know the reasons why some bloggers became less enthusiastic with this platform, or why a blogger became the ex blogger.
But the first step to overcome this situation is simple: make a schedule. You’ve got to have a schedule about when you post, how many posts a week, how many words, with what writing style, and what are the subject for at least six months. Try it, this helps you a lot to keep your blog on fire (again).
* * *
Banyak orang punya blog. Namun seiring berjalannya waktu, semangat untuk rutin posting artikel di blog itu mengendur. Dari yang awalnya setiap hari, menjadi tiga hari sekali. Lalu jadi seminggu sekali. Dan kalau pola ini diteruskan, bisa-bisa hanya setiap Lebaran dia posting tulisan. Itu pun hanya ucapan mohon maaf lahir batin, hahaha…
Saya sendiri sejak awal menetapkan periode update Warung Fiksi adalah seminggu sekali, biar tidak terlalu merepotkan. Kecuali kalau tidak sibuk sekali, aturan ini takkan saya langgar. Sudah jalan lima tahun (enam kalau era blog di Wordpres.com-nya dihitung sekalian). Seingat saya, Warung Fiksi tak pernah vakum tulisan lebih dari dua minggu. Padahal, pemiliknya sebenarnya pemalas 😛
Rahasia bisa konsisten nge-blog secara rutin ini sebenarnya sederhana, Kawan.
Coba pikirkan, kenapa seorang siswa bisa rutin pergi ke sekolah? Kenapa seorang pegawai bisa rutin pergi ke tempat kerja? Kenapa seorang atlet bisa rutin berlatih? Kenapa stasiun-stasiun televisi bisa rutin menayangkan acara tanpa putus? Karena mereka punya jadwal! Sehingga mereka tidak lagi berpikir tentang ide. Tapi tinggal menjalankan ide-ide yang sudah mereka rancang sebelumnya.
Lebih mudah, lebih praktis. Ya, rahasia rutin blogging adalah jadwal!
When and How Many Posts
Tentukan komitmen, seberapa sering blog Anda harus diperbarui. Idealnya setiap hari. Tapi bila Anda tidak memiliki waktu dan sumber daya, tidak usahlah setel kenceng begitu. Salah-salah dalam 1-2 bulan berjalan lancar, setelah itu melempem. Mending Anda posting seminggu sekali, tapi rutin selama bertahun-tahun. Blogging itu seperti marathon. Kalau Anda tidak bijak mengatur energi, bisa-bisa capek terlalu dini dan memutuskan berhenti di tengah jalan.
Bagaimanapun, kalau bisa jangan posting cuma sebulan sekali. Itu rasanya terlalu malas. Jangan pula acak: posting hanya kalau ada ide. Kalau ide banyak ya posting setiap hari, kalau dalam sebulan tidak ada ide ya tidak posting dulu. Yang begini menurut saya tidak bagus. Sebab, itu akan membikin kecele pembaca blog Anda dan robot Google atau search engines lainnya.
Quality and Quantity
Tentukan juga, setiap kali membuat tulisan, ia terdiri dari berapa kata. Usahakan jangan kurang dari 300 kata, karena itu membuat tulisan berkesan selintas dan kurang mendalam. Jadi seperti status social media atau sekadar quote di Tumblr. Bagaimanapun, jangan pula sampai lebih dari 2.000 kata. Memang Google akan menghargai in-depth article yang salah satunya dicirikan dengan tulisan yang panjang.
Tapi, di Indonesia, saya rasa tulisan terlalu panjang malah jarang ada yang mau serius membaca. Meskipun pengunjungnya barangkali secara jangka panjang akan lebih banyak dibanding pengunjung artikel biasa, karena tulisan panjang pasti mengandung lebih banyak keywords.
By the way, kalau saya punya artikel bertema spesifik yang terdiri dari 2.000 kata, mending saya kembangkan jadi buku. Bukan artikel blog.
Namun ingat, terkadang kualitas tulisan tidak ditentukan dengan banyak-sedikitnya kata. Tulisan 1.000 kata bisa saja terasa tidak ada bobotnya bila diisi dengan banyak basa-basi (padahal intinya hanya ada di dua paragraf terakhir), contoh-contoh yang berlimpah ruah, atau pembicaraan yang diulang-ulang seperti orang cerewet sedang mengomel. Sebaliknya, artikel 300 kata bisa jadi terasa berbobot bila penyampaiannya bernas dan efektif.
The Subjects
Tentukan tema tulisan-tulisan di blog Anda, misalnya sampai enam bulan ke depan. Tentu, tema itu disesuaikan dengan tema blog Anda. Jika sejak awal blog itu tentang rumah, ya tulisan-tulisannya mestinya soal bagaimana menata rumah, pekarangan, mengatur perabotan, mengakali sempitnya ruangan, dan lain-lain.
Makanya sejak awal, memilih tema blog jangan terlalu spesifik, karena risikonya kita akan mudah kehabisan bahan tulisan. Pun, jangan terlalu general sampai semua bidang mau kita bahas, karena risikonya kita sulit optimal dan harus bersaing dengan portal-portal besar seperti Detik atau Kompas. Yang sedang-sedang sajalah.
Tema beres, lantas buatlah rencana terpadu. Kecuali kalau Anda berniat menggunakan jasa penulis profesional yang akan membereskan semuanya untuk Anda, coba rancanglah jadwal berdasarkan ketentuan-ketentuan yang Anda buat sendiri itu. Misalnya Anda sudah menentukan frekwensi posting seminggu sekali, buat saja tabel sederhana semacam ini:
Publish |
Subject |
Words |
Nov. 22 | When & where to buy cheap furniture | 300 |
Nov. 29 | How to maintain the teak furniture | 400 |
Dec. 5 | Tricks to make a little house looks wider | 500 |
Etc. | Etc. | Etc. |
Anda cukup merencanakan. Tidak harus menulis artikelnya semua saat itu juga. Toh, kalau pun Anda menulis semuanya di depan, nanti sesaat sebelum posting, Anda tetap harus membacanya ulang. Siapa tahu ada yang basi, sudah tidak relevan lagi, atau ada pengulangan bahasan. Tulisan itu kan Anda buat di masa lalu, dan mau dipublikasikan di masa kini, jadi mungkin sekali ada hal-hal “mengganggu” semacam itu.
Kalau saya sih, memilih menuliskan judul-judulnya dulu. Soal menulis isinya, biasanya saya lakukan sehari sebelum jadwal publikasi. Atau bahkan beberapa jam sebelum itu, hehehe.
Penjadwalan berguna kalau Anda punya lebih dari lima blog (yang harus diisi sendiri) seperti saya. Dengan penjadwalan seperti ini, nantinya Anda tidak perlu lagi berpikir, “Mau posting apa ya besok?” Ketika mencari bahan tulisan pun Anda sudah terfokus, sehingga tidak membuang-buang waktu lagi.
Tapi, jadwal ini juga sewaktu-waktu bisa Anda ubah, jika di tengah jalan ada tema yang lebih menarik dan hot. Tinggal digeser-geser saja tanggalnya. Atau lebih mudahnya, posting saja tulisan “sisipan” itu, sementara untuk tulisan yang sudah disiapkan sejak awal tinggal dipindah ke tanggal yang paling terakhir. Dengan begini, Anda tidak perlu menggeser-geser jadwal publikasi semua tulisan.
Lebih tertata, bukan? Metode ini bukan ciptaan saya. Yang jelas, ini sudah dipraktikkan para blogger kawakan, baik di dalam maupun di luar negeri. Saya hanya meniru-niru mereka. Anda pun jangan sungkan untuk mencontek metode ampuh ini. [photo from techwyse.com]
Wow… ini sih kalau blogging sebagai sesuatu yang serius ya? Bagaimana kalau hanya sekedar hobi saja? Tapi memang di mana2 kuncinya adalah istiqomah! Konsisten! Terima kasih tipsnya. Btw, fotonya itu bukan dari sxc.hu ta? Soalnya saya hapal dengan foto itu.
Ya namanya tips kan pastinya buat yang serius, Pak. Tips memancing ya buat yang serius memancing, tips membeli rumah jelas buat yang serius mau beli rumah, dst.
Yups, Anda benar! Itu kan slideshare era jaya-jayanya SCE dulu, Pak 🙂