Novel Pemuja Oksigen


Penulis: Brahmanto Anindito
Format: Buku cetak (kertas HVS di dalam)
Tebal: 390 + x halaman
Dimensi: 14 cm x 20 cm
Berat: 0,36 kg
ISBN: 978-6-028-567718
Penerbit: Jaring Pena (Jawa Pos Group)

Pernahkah Anda bermimpi hidup dalam satu tubuh dengan orang-orang yang Anda sayangi? Nyawa serta ruh Anda dan mereka menghuni satu tubuh bersama?

Anda akan lebih kuat, lebih pintar, lebih bijak, lebih berani, lebih bahagia. Takkan kesepian sepanjang hayat. Sebab setiap saat Anda bisa berpikir, bercanda, tertawa dan menangis bersama orang-orang itu.

Penggabungan manusia semacam ini disebut fusi. Sebuah inovasi yang sejak awal dimaksudkan untuk mengurangi kepadatan penduduk dunia, tanpa perlu melibatkan kematian. Secara alamiah, teknologi fusi sekaligus berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia. Ini memang teknologi ideal yang brilian.

Namun dalam novel ini, teknologi fusi adalah ... tragedi.

Dalam segala bidang, Laras dan Rimba senantiasa kompak saling menopang. Semuanya serba indah. Sampai suatu malam, motor butut Rimba dirampas di jalan oleh salah satu kelompok pecinta lingkungan yang ekstrim di Indonesia, Laba-laba Bumi.

Entah ada hubungannya atau tidak, sejak hari itu, seorang tak dikenal mulai gencar membisikkan tawaran berfusi kepada Rimba. Fusi adalah penyatuan beberapa manusia ke dalam satu tubuh. Rimba tak tahu teknologi semacam ini memang eksis atau sekadar isapan jempol, tapi toh diterimanya juga tawaran unik itu.

Di sanalah Rimba mulai sadar, bahwa keekstriman Laba-laba Bumi hanya bagian kecil dari sebuah skenario raksasa. Bersama kawan-kawannya yang berada dalam satu tubuh, dia lalu memburu dalang di balik semua ini.

Ada yang mengatakan Pemuja Oksigen adalah thriller, lantaran unsur perburuannya yang seru. Ada yang menggolongkannya sebagai misteri, sebab unsur pengungkapan pelakunya begitu menguras rasa penasaran. Ada pula yang menyebut Pemuja Oksigen fiksi ilmiah, karena penjelasan demi penjelasan ilmiah meluncur lancar di dalamnya.

Apapun itu, sisi drama novel ini juga digarap dengan apik. Para protagonis tampil manusiawi: punya kelemahan dan kadang begitu ringkih. Setting budaya, tempat dan waktu didesain riil. Semua peristiwa dalam Pemuja Oksigen terjadi di Indonesia, bukan dunia antah berantah. Bahkan lokasi seperti kota serta nama jalan ditulis akurat.

Pengarang memang melakukan beberapa riset untuk memperkuat cerita. Konteks dan penanggalan pun dibuat sesuai dengan yang terjadi pada tahun-tahun yang disebutkan dalam novel.

Lalu, apa kata para pelahap novel-novel berkelas tentang Pemuja Oksigen?

Nur Halimah, Tentor Ganesha Operation, Surabaya:
"Sulit ditebak alurnya! Kejutan demi kejutan muncul tanpa disangka-sangka. Bagus banget imaji penulisnya."

Kurniawan Abdullah, Manajer Marketing Penerbit Serambi dan Penulis buku The Mantra, Jakarta:

"Kebanyakan bagian dari novel ini mampu menyedot perhatian dan membuat kita terhanyut. Terutama sosok Tidhak yang menurut saya berhasil telak memikat pembaca. Selamat!"

Elaine Violche Acanthus, Pegawai BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) RI, Pekanbaru:

"Brahmanto seperti sangat memahami seluk-beluk Surabaya. Tulisan fiksinya ini begitu realis, tapi sekaligus futuris. Ceritanya pun disampaikan dengan cara yang genius, tapi sekaligus religius."

Dessi Dwi Aristanti, Laboran SMPN XIX Surabaya dan Tentor Biologi, Surabaya:

"Seru, kocak, dan banyak mengandung pengetahuan. Semakin ke belakang semakin menegangkan. Tapi, ada rasa sedih juga sewaktu tokoh ... [maaf disensor] ... Sampai mau nangis, rasanya."

Yulia Widhiari, Entrepreneur, Jember:

"Orisinalitas idenya keren! Makhluk fusi, dihubungkan dengan isu lingkungan. Ini belum pernah ada dalam dunia perfiksian Indonesia, bahkan mungkin perfiksian internasional."

Windri Arini, Editor Penerbit JP Books, Surabaya:

"Menghibur! Terus terang, saya baru tahu apa itu fusi setelah googling. Pertanyaannya, benarkah fusi bisa diterapkan pada manusia? Brahmanto mampu meyakinkan pembaca soal itu, sekaligus menggambarkan dengan baik apa konsekwensi dari teknologi ini. Seru, seru. Mendekati bagian akhir saya sampai berdoa, ‘Jangan habis dulu dong, jangan habis dulu.’"
Pemuja Oksigen dapat dibeli di toko buku-toko buku besar di kota Anda dengan harga Rp 74.000. Tapi Anda juga bisa memesannya melalui Warung Fiksi, dengan keuntungan:
  1. Memperoleh diskon 20%.
  2. Menghemat waktu dan tenaga Anda.
  3. Bisa ditandatangani langsung oleh penulisnya.

Silakan transfer Rp 59.000 plus ongkos kirim ke BCA 518 0056 001 atau Bank Muamalat (BMI) 701 0854 522 a.n. Brahmanto Anindito.

Warung Fiksi menggunakan jasa pengiriman Posindo. Berikut tarif pengiriman untuk satu novel:

Setelah mentransfer, kirim konfirmasi melalui SMS ke 081 550 93 515. Anda akan menerima Pemuja Oksigen dalam 2-4 hari kerja (tergantung lokasi Anda).

Pengaduan atau pemesanan dalam jumlah besar:
telepon (031) 81 55 77 99
email marketing@warungfiksi.net

Mengingat terbatasnya jumlah novel di Warung Fiksi, jika kebetulan stok habis, silakan kunjungi toko buku terdekat Anda atau hubungi Jaring Pena selaku penerbit. Mungkin mereka memberlakukan harga normal, yaitu Rp 74.000, untuk pembelian eceran.