Sekarang pukul 23.05. Sudah satu jam lebih Anda berempat mengapung di atas Selat Madura. Mengobrol-ngobrol tidak penting di atas perahu Noed. Menikmati jamahan angin laut di pori-pori kulit. Menatap kemintang nan indah. Pemandangan yang menawan.
Namun semua orang tampaknya lekas bosan. Ini pasti lelucon belaka. Teknologi fusi ternyata cuma isapan jempol. "Pulang yuk," ucap Rimba. "Sori buat malam yang sia-sia ini. Tapi aku senang kalian hadir di sini. Ternyata kalian memang sahabat sejati. Sekarang, hidupkan mesinnya."
Tapi, sebuah lampu raksasa tiba-tiba menyorot benderang. Anda, Rimba, Rino, dan Sarip mematung penuh keterkejutan. Baru sedetik muncul saja, sinar itu sudah terasa membakar kulit. Bahkan intensitas dan derajat panasnya terus bertambah.
Mencium gelagat buruk, Anda segera memantik mesin untuk kabur. Namun gagal. Dicoba lima kali, gagal pula lima kali.
"SUDAHLAH, SUDAHLAH! INI ADA DAYUNG. KITA DAYUNG SAJA!" teriak Sarip. Perahu pun melaju dengan malas. Dan lampu sorot aneh itu mengikuti dengan mudah ke mana pun perahu bergeser.
Anda merasakan semua teman Anda tegang. Bagaimana ini?