Tak peduli panas sinar tersebut semakin menyengat, Anda dan kawan-kawan memutuskan diam di tempat. Berharap sinar itu berlalu dan segalanya menjadi normal kembali. Namun harapan itu sia-sia.
Bahkan suhu lokal di sekitar perahu bertambah panas. Hingga akhirnya melampaui titik lumer tubuh manusia. Tak pelak, cairan-cairan dalam tubuh Anda mendidih.
Organ dalam serasa matang dan mengeluarkan asap. Pakaian Anda pun mulai terbakar dan menyerpih. Lalu di mata Anda, semuanya mendadak gelap. Anda pingsan.
Anda terbangun dengan sakit kepala yang tak tertahankan, siang keesokan harinya. Sekujur kulit masih panas dan sensitif. Setiap kali bola mata Anda bergerak, ngilu di kepala segera menyerang.
Tapi Anda sempat melihat, Anda terbaring di atas ranjang dengan sprei lusuh, dalam sebuah kamar mungil yang dinding-dindingnya dari kayu lapuk. Suara debur ombak yang tak ada putusnya membuat Anda berkesimpulan sedang berada di rumah nelayan.
Bagaimana bisa di sini? Dimana kawan-kawan Anda? Klik untuk mencari tahu.