How to Create a Heart Touching Story

Heart touching story

To write a story that could make the audience shed tears is a challenge for many authors. In brief, the keywords are three: character, plot, and your insight. Introduce your main character. What is his dream, weakness, struggling, etc. Tell your audience in smooth detail. I mean, make sure they read/watch real people with real problem. Secondly, the plot. Start with an alright condition. When everything seems fine and suddenly something drastic happens, your audiences aren’t so prepared, they’ll empathize. Last, read as many sad movies or novel as you can to give you best insight about how to touch the audience’s emotion.

* * *

Menulis cerita yang bisa membuat audiens mengeluarkan air mata adalah tantangan bagi beberapa pengarang. Sulitkah itu? Tentu saja! Setidaknya, ini akan lebih sulit dibanding menulis puluhan status galau di social media. Tapi, kalau bersabar mengikuti “aturan mainnya”, Anda akan tersenyum bangga melihat dada audiens Anda sesak, matanya berair dan hidungnya beringus.

Kunci menulis cerita yang menyentuh sebenarnya hanya tiga: tokoh, alur, dan wawasan penulis. Mari kita bahas satu per satu.

Bangun dengan Serius Tokoh-tokoh Anda

Ciptakan tokoh-tokoh yang meyakinkan, terutama tokoh utamanya. Ceritakan ambisinya (tujuan hidupnya), kekurangannya (pembaca/penonton sering bersimpati pada tokoh yang punya kelemahan-kelemahan tapi hatinya baik), perjuangannya (jatuh-bangunnya mengejar tujuan hidup). Ceritakan semuanya dengan masuk akal. Buatlah audiens begitu memahami tokoh Anda, sampai menyukainya, bahkan mencintainya.

Juga penting untuk membuat tokoh Anda tidak sedikit-sedikit menangis, tak peduli dia sedang mengalami penderitaan atau kekecewaan yang dahsyat sekalipun. Sebab jika tokohnya gampang menangis, pembaca akan merasa jengah dan menganggap karya Anda adalah novel, komik atau film cengeng. Namun bila tokoh itu tetap tertawa penuh semangat meski menghadapi cobaan-cobaan berat, justru pembaca atau penontonlah yang akan menangis untuknya.

Bangun Alur yang Baik

Mungkin template ini bisa Anda pakai: awali sesuatu dengan keadaan yang baik-baik saja, menyenangkan dan penuh impian. Tapi mendadak, sesuatu yang drastis terjadi. Tiba-tiba saja… BLAAAR! Semua berputar 180 derajat. Tunggu, jangan pernah buru-buru masuk ke bagian yang sedih. Tahan dulu beberapa lama. Pastikan pembaca/penonton menghayati alasan mengapa mereka harus bersedih.

Saya pernah terpukul karena kehilangan seorang sahabat. Ini kisah nyata. Namanya Aris Sugianto (saya menulisnya di halaman persembahan novel Pemuja Oksigen. Penyakitnya sampai sekarang dokter pun belum yakin. Karena saat itu, Aris masih berusia 20 tahun dan tidak punya penyakit berat apa-apa. Anyway, lantaran saya termasuk sebagian kecil yang tahu berita ini langsung dari rumah sakit, saya kebagian tugas menyampaikan ke teman-teman yang lain.

Tanpa ada niatan bereksperimen, saya menelepon teman-teman dengan dua skenario: langsung dan tak langsung. Skenario langsung itu seperti, “Aris meninggal.” Dan biasanya dijawab dengan, “Ah, yang benar? Innalillahi wa inna ilaihir rajiun.…” Sudah, begitu saja.

Sedangkan skenario yang tidak langsung itu seperti, “Hei, kemana aja kamu? Masih di Surabaya? Eh, masih ingat Aris kan? Kuliahnya udah lulus lho. Dia udah dapet kerja, bla-bla-bla….” Saya menghabiskan sekitar satu menit untuk menyampaikan kabar baik tentang Aris. Teman saya itu bertanya, saya menjawab. Yah, mengalir seperti dialog biasa. Setelah itu, baru saya sampaikan gongnya, “Tadi malam, sekitar jam 8, Aris meninggal.”

Tahukah Anda reaksi teman-teman saya ketika saya menerapkan skenario tak langsung? Kebanyakan mereka terdiam. Lama. Dan saat mengatakan “Ah, yang benar kamu?” saya selalu mendengar suara mereka bergetar. Mungkin emosinya terbangkitkan. Mereka rata-rata lebih emosional dibandingkan dengan teman-teman yang saya kabari secara to the point.

Terbukti, kita selalu bisa membangkitkan sisi sentimental audiens melalui alur yang rapi.

Perkaya Wawasan

Nah, ini yang terakhir. Kalau kebetulan Anda mengalami sesuatu yang menyedihkan, saya bilang, “Bagus!” Karena Anda seharusnya bisa menuliskan kisah sedih itu dengan lancar. Namun, Anda tidak perlu memaksakan diri untuk mengalami kesedihan, tentu saja. Jadi, saran saya, bacalah banyak novel atau film yang sedih. Lalu tirulah cara sang penulis membawakan drama itu. Peniruan adalah cara yang paling ampuh dan murah, percayalah! Tapi ingat, yang ditiru caranya lho, bukan ceritanya.

Itu saja sharing dari saya. Selamat mempelajari teknik “membuat orang menangis” ini. Tapi kalau Anda sudah berhasil dan semakin terampil, dimohon untuk kembali ke Warung Fiksi dan gantian membagi-bagikan ilmu baru Anda.

Oh ya, keterampilan membuat cerita yang menyayat hati ini ternyata tidak hanya berguna untuk penulis novel, film atau komik, melainkan juga untuk wartawan (penulis nonfiksi) dan copywriter iklan. Salah satu contoh hasilnya adalah iklan yang menyentuh ini:

BAGIKAN HALAMAN INI DI

1 thought on “How to Create a Heart Touching Story”

  1. Kurasakan pahit dan pedihnya hati
    Melihat kenyataan hidup
    Yang jauh dari kedamaian…
    Diri ini bagai bunga yang layu…
    Tak pernah dirawat dan disayangi…
    Selalu dibiarkan dalam sepinya hidup..

    Bunga itu layu dalam sudut kehidupan
    Yang tanpa daya, menopang segala beban
    Sungguh ia tak ingin mengantungkan hidupnya pada siapapun…

    Tapi, sehebat apapun bunga itu…?
    Pasti ia, akan tetap membutuhkan bunga yang lain…
    Karena ia hanya bunga yang layu,,,
    Yang tak selalu bisa berdiri tegak dalam hembusan angin yang semakin kuat…

    Diri ini bagai bunga layu
    Yang hanya diambil dan disayangi apabila dibutuhkan…
    Dan dihempaskan, setelah tidak dipergunakan lagi…

    Mungkin masih tersimpan di sudut hati ini…
    Sebuah rasa sayang yang tiada terkira…
    Dan beribu – ribu kali, hati ini ingin mengadu…
    Namun, tak tau kepada siapa harus mengadu…
    Kecuali, hanya kepada Allah…
    Dzat Yang Maha Mendengar…

    Walaupun pedih dan sakitnya hati ini
    Namun, diri ini yakin bahwa semuanya…
    Akan baik – baik saja…
    Mengingat bahwa bunga yang layu itu…
    Tak akan selamanya layu ….
    Aisyah´s last blog post ..Puisi Nasehat Telat Tobat

    Reply

Leave a Reply to Aisyah Cancel reply

CommentLuv badge

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Don't do that, please!